SalatigaTerkini - Sudah lebih dari 20 hari usai terjadinya tragedi kanjuruhan yang memakan ratusan korban jiwa.
Berawal dari suporter yang turun ke lapangan hingga pihak keamanan yang menyemprotkan gas air mata ke arah tribun merupakan kenangan kelam di Kanjuruhan Malang.
Akibat kejadian itu, sebanyak 134 orang dilaporkan meninggal dunia akibat patah tulang, trauma di kepala dan leher dan asfiksia atau kadar oksigen dalam tubuh berkurang. Selain itu, dilaporkan juga ada ratusan orang yang mengalami luka ringan termasuk luka berat.
Pertandingan derby Jawa Timur antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya yang berakhir dengan tangisan.
Baca Juga: Teknologi MenstrueAid di MRT Jadi Penyelamat Wanita Saat Menstruasi Datang Mendadak
Baca Juga: Pengetahuan yang Minim Jadi Faktor Penghambat Pelaporan Kekerasan Seksual
Tentunya hal ini menjadi pukulan berat bagi dunia sepakbola terutama pihak Arema FC dari pemain, manajemen, staff hingga suporter.
Tak sedikit keluarga suporter dari Arema FC yang harus kehilangan orang-orang tercintanya.
Usai kejadian ini, PSSI memberikan keputusan untuk menghentikan sementara Liga 1 hingga dikeluarkannya perintah dan keputusan dari FIFA.