SalatigaTerkini - Sudah lebih dari 20 hari usai terjadinya tragedi kanjuruhan yang memakan ratusan korban jiwa.
Berawal dari suporter yang turun ke lapangan hingga pihak keamanan yang menyemprotkan gas air mata ke arah tribun merupakan kenangan kelam di Kanjuruhan Malang.
Akibat kejadian itu, sebanyak 134 orang dilaporkan meninggal dunia akibat patah tulang, trauma di kepala dan leher dan asfiksia atau kadar oksigen dalam tubuh berkurang. Selain itu, dilaporkan juga ada ratusan orang yang mengalami luka ringan termasuk luka berat.
Pertandingan derby Jawa Timur antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya yang berakhir dengan tangisan.
Baca Juga: Teknologi MenstrueAid di MRT Jadi Penyelamat Wanita Saat Menstruasi Datang Mendadak
Baca Juga: Pengetahuan yang Minim Jadi Faktor Penghambat Pelaporan Kekerasan Seksual
Tentunya hal ini menjadi pukulan berat bagi dunia sepakbola terutama pihak Arema FC dari pemain, manajemen, staff hingga suporter.
Tak sedikit keluarga suporter dari Arema FC yang harus kehilangan orang-orang tercintanya.
Usai kejadian ini, PSSI memberikan keputusan untuk menghentikan sementara Liga 1 hingga dikeluarkannya perintah dan keputusan dari FIFA.
Namun, pemain Arema FC harus tetap melakukan latihan. Pemain Arema FC masih didampingi oleh psikolog untuk memulihkan mental.
Salah satu psikolog yang memberikan pendampingan kepada tim Arema FC Dian Wisnuwardhani di Kota Malang, Jawa Timur, Jumat menyatakan bahwa pendampingan itu menjadi hal penting bagi pemain untuk beradaptasi dalam memulai proses latihan serta aktivitas sehari-hari.
"Tim kami memberikan stabilisasi emosi dengan tujuan agar mereka tetap bisa beraktivitas dan melakukan rutinitas latihan," kata Dian.
Pendampingan kepada tim Arema FC dilakukan secara berkelompok maupun personal kepada masing-masing pemain. Pendekatan secara individual dirasa menjadi hal yang sangat penting, karena dampak psikologis yang dirasakan masing-masing pemain berbeda-beda.
Ia menambahkan, pendampingan tersebut akan dilakukan setidaknya dalam kurun waktu dua minggu sesuai dengan kebutuhan pemain untuk memulihkan kondisi mereka. Pendampingan tidak hanya dilakukan melalui konseling di ruangan, tetapi juga saat menjalani latihan.
"Pendampingan psikologis dilakukan secara individual dan kelompok. Ini dilakukan selama dua minggu dan akan berlanjut sesuai dengan kebutuhan atlet saat ini," katanya
Demikian informasi terkini tragedi Kanjuruhan ketika pemain Arema FC masih didampingi oleh psikologis.***