Tips Menjaga Keamanan dan Mengecek Kebocoran Data di Medsos

14 April 2021, 13:52 WIB
Ilustrasi media sosial Instagram dan Facebook. /Dok. Hallo Media/M. Rifa'i Azhari

SalatigaTerkini - Keamanan data menjadi hal yang harus diperhatikan khususnya oleh banyak pengguna media sosial (medsos). Karena bila waspada, bisa-bisa data pribadi yang bocor dijual oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

Seperti yang terjadi sebelumnya kala lebih dari satu miliar profil pengguna Facebook dan LinkedIn dijual secara online.

Tak terkecuali Clubhouse, dimana kebocoran database structured query (SQL) nya yang berisi 1,3 juta akun pengguna tersebar di forum peretas populer RaidForum.

Maka dari itu, kewaspadaan dalam bermedia sosial juga harus ditingkatkan dengan melakukan pengecekan apakah akun sedang diretas atau tidak.

Baca Juga: Kumpulan Caption Ucapan Seru April Mop di Medsos, Jangan Sampai Ketinggalan Update Status

Baca Juga: Polisi Siber Kirim 12 Peringatan ke Akun Medsos Yang Sebar Hoaks

Pakar keamanan siber dari CISSReC Dr. Pratama Persadha menganjurkan pada para pengguna medsos untuk sering memeriksa kebocoran data pribadi lewat website yang pemeriksa kebocoran data pribadi yang di dalamnya terdapat database yang memiliki miliaran akun yang sudah bocor.

Untuk mengecek kebocoran akun medsos bisa melalui browser Mozilla Firefox dengan mengakses web https://monitor.firefox.com. Selain itu bisa juga melalui https://www.avast.com/hackcheck dan https://haveibeenpwned.com.

Setelah diklik, misalnya lewat monitor.firefox.com setelah sebelumnya membuat akun Firefox bagi yang belum punya, maka setelah memasukan email akan ada keterangan dari mulai apakah alamat email sedang dimonitor, apakah ada kebocoran info pribadi, dan password yang bocor.

Selain itu jika diklik pada menu Breaches, akan muncul info tentang website dan media sosial apa saja yang telah bocor. Di situ juga ada informasi data apa saja yang bocor.

Selanjutnya, ada beberapa saran agar informasi pribadi tetap terjaga, yaitu dengan sering-sering memperbarui kata sandi, membuat kata sandi yang unik dan berbeda dari kata sandi yang telah ada.

Baca Juga: Kian Memanas, Seo Ye Ji Dikabarkan Lakukan Kekerasan Verbal Kepada Mantan Stafnya

Baca Juga: Inilah Satu-satunya Pemeran Kulfi yang Beragama Islam

Menggunakan kata sandi yang sama pada berbagai platform juga meningkatkan resiko kebocoran yang makin besar. Karena sekali mengetahui kata sandi, peretas akan mudah untuk meretas akun lain.

Kemudian, hindari penggunaan informasi pribadi dalam personal identification number (PIN). Karena tanggal lahir pemilik akun akan mudah ditemukan di catatan publik, sehingga hindari penggunaanya dalam kata sandi dan PIN.

Meski data file yang bocor tidak berisi info penting seperti detail kartu kredit maupun dokumen hukum, namun hal itu sudah cukup memberikan kerusakan dan ancaman nyata.

Menurut Pratama Persadha, pelaku dapat menggabungkan informasi yang ditemukan dalam database SQL yang bocor dengan data lain yang bocor guna membuat profil terperinci dari calon korban, seperti data kebocoran Tokopedia, Bhinneka, dan Bukalapak.

Dengan info yang telah didapat, peretas dapat melakukan serangan phishing dan rekayasa sosial yang lebih meyakinkan, bahkan mampu melakukan pencurian identitas terhadap orang-orang yang informasinya telah bocor di forum peretas.

Selalu waspada terhadap permintaan terhubung dari orang tak dikenal, serta selalu aktifkan autentikasi dua faktor (2FA) di semua akun media sosial.

Serta hati-hati dengan email dan pesan teks phishing. Jangan pernah mengklik link yang mencurigakan atau menanggapi siapapun orang yang tak dikenal di internet, termasuk pelaku kejahatan yang sering mengaku sebagai keluarga dan teman.***

Editor: Ari Pianto

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler