Mengenal Kutukan Juara Bertahan di Piala Dunia, Penyebabnya Masih Misterius

18 November 2022, 14:42 WIB
Mengenal Kutukan Juara Bertahan Piala Dunia, Penyebabnya Masih Misterius /Twitter/@sportf

SalatigaTerkini - Piala Dunia 2022 akan diselenggarakan untuk pertama kalinya setelah 20 tahun di Benua Kuning, tepatnya di Qatar.

Qatar juga menjadi negara di Asia Barat pertama yang ditunjuk sebagai tuan rumah perhelatan akbar sepakbola dunia tersebut.

Benua Asia berhasil meloloskan 6 wakilnya, yakni Korea Selatan, Jepang, Arab Saudi, Iran, Australia, dan juga tuan rumah.

Namun, sebelum itu tim SalatigaTerkini ingin rangkumkan kutukan yang biasa menimpa negara yang menjadi juara bertahan di Piala Dunia.

Baca Juga: Serba Serbi Piala Dunia 2022 Qatar, Benua Asia Pecahkan Rekor Loloskan 6 Wakil Sekaligus

Baca Juga: Didera Dengan Cedera, Skuad Timnas Argentina di Piala Dunia 2022 Qatar Mungkin Akan Berubah

Pasalnya, negara yang baru saja menjuarai dan membawa trofi kemenangan, selalu tersingkir dengan mudah di edisi berikutnya.

Selama kurang lebih 88 tahun, perhelatan ini diselenggarakan, hanya 3 negara yang bisa meraih juara back to back.

Seperti Italia pada 1934 dan 1938, ada Brazil yang menang pada 1958 dan 1962, dan ada juga Argentina, pada 1986 dan1990.

Memasuki abak ke-21, kutukan yang menimpa juara bertahan dimulai saat Perancis menjadi juara pada 1998, namun kalah ironis di Piala Dunia 2002 kalah dari Denmark dan tahan imbang Uruguay.

 Baca Juga: Jelang Piala Dunia 2022 Qatar Beberapa Pemain Timnas Prancis Ini Malah Cedera

Baca Juga: Bruno Fernandes Pilar Timnas Portugal bicara soal Piala Dunia 2022 Qatar

Pada 2006, kutukan harus dialami Brazil, setelah menang pada 2002. Pasalnya di babak perempat final, mereka harus kalah dari Perancis.

Timnas Itali juga merasakan pahit yang sama. Pasalnya, usai menang di 2006, mereka harus tersingkir di perhelatan 2010.

Pada 2014 lalu, Jerman keluar sebagai juara bertahan, sayangnya pada 2018, mereka kalah dari anak asuh Coach Shin Tae Yong dengan skor 2-0.

Hingga kini, kutukan tersebut masih belum mampu dibuktikan secara ilmiah. Ada kemungkinan, lantaran perbedaan kualitas tim apalagi pagelaran ini berlangsung selama 4 tahun sekali.

Faktor lain adalah kebugaran, ada kemungkinan pemain lama yang diturunkan, permainannya kurang sempurna karena faktor usia.

Selanjutnya, ada beban besar membawa nama besar negara mereka di atas kaki dan pundak mereka, apalagi harus tampil di hadapan masyarakatnya.

Kemudian penyebab lain ada kemungkinan mentalitas status juara yang sebelumnya mereka pegang di laga perhelatan sebelumnya.

Ironisnya, pertandingan mereka terkadang kacau seperti yang dialami Jerman, dan kekalahan malah ebuat fokus buyar lamtaran kehilangan poin berarti ada kemungkinan tidak lolos fase grup.

Demikian informasi terkait kutukan juara bertahan di Piala Dunia, dimana tim malah tampil buruk di laga awal.***

Editor: Ari Pianto

Sumber: YouTube Starting Eleven

Tags

Terkini

Terpopuler