SalatigaTerkini - Kericuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang memakan korban lebih dari 127 jiwa. Tentunya angka yang sangat besar bagi sejarah sepakbola di dunia.
Pertandingan antara Arema FC versus Persebaya yang dilaksanakan pada hari Sabtu, 1 Oktober 2022 menjadi duka yang mendalam bagi dunia olahraga khususnya sepakbola.
Seharusnya hal ini bisa menjadi peringatan bagi siapapun yang terlibat dalam suatu pertandingan tersebut dari suporter, pemain bahkan aparat keamanan.
Baca Juga: Memakan 127 Korban Jiwa, Menpora Diminta Presiden Jokowi Turun Langsung ke Malang
Baca Juga: Buat Konten Prank KDRT, Deddy Corbuzier Sebut Baim Wong Keterlaluan Rendahkan Polisi
Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Zainudin Amali mengungkapkan bahwa masih sangat diperlukan edukasi bagi para suporter sepakbola agar menciptakan suasana lebih kondusif.
Mengingat rivalitas dalam dunia sepakbola hanya 90 menit setelah itu kembali ke diri manusia yang harusnya memiliki rasa kemanusiaan.
Kemenangan dan kekalahan dalam suatu pertandingan seharusnya bisa dimaklumi bagi seluruh penggemar sepakbola.
"Edukasi-edukasi kepada para suporter dan penonton itu harus lebih dilakukan lebih masif lagi, disadarkan bahwa pertandingan olahraga baik sepak bola atau cabang olahraga apapun pasti ada yang menang dan ada yang kalah, sehingga apapun itu harus diterima," tegas Amali yang dikutip dari situs resmi Kemenpora, Minggu.