Network
SalatigaTerkini - Kasus suap pengadaan bansos sembako penanganan COVID-19, Juliari Batubara sampai pada pembacaan nota pembelaan (pledoi) pada Senin, 9 Agustus 2021 kemarin di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta.
Lucunya, Juliari meminta maaf atas segala kegaduhan yang ia buat, bukan kepada masyarakat tapi kepada Jokowi dan Ketua Umum Partai PDI-Perjuangan.
Berikut, SalatigaTerkini rangkumkan nota pembelaan Juliari, terdakwa kasus suap pengadaan bansos sembako penanganan COVID-19.
Baca Juga: Terdakwa Kasus Suap Bansos Sembako COVID-19, Juliari: Bebaskan Saya dari Dakwaan
"Saya ingin mengucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat Presiden RI Bapak Joko Widodo atas kejadian ini," tulis salinan nota pembelaan Juliari Barubara
.....Kepada Yang Terhormat Ibu Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum PDI-Perjuangan beserta jajaran DPP PDI-Perjuangan dimana sejak tahun 2010, saya dipercaya menjadi pengurus DPP PDI-Perjuangan. Saya harus menyampaikan permohonan maaf secara tulus penuh penyesalan...," begitu bunyi salinan nota pembelaan Juliari Batubara di depan Majelis Hakim.
Permintaan maaf yang dilakukan oleh terdakwa kasus suap pengadaan bansos sembako penanganan COVID-19 menjadi sorotan ICW, karena permintaan maaf seharusnya ditujukan kepada masyarakat yang menjadi korban, bukan atasan Juliari di PDI.
"Bagi ICW, pihak yang tepat untuk dimintai maaf oleh Juliari adalah seluruh masyarakat Indonesia, bukan Presiden Joko Widodo atau Ketua Umum Partai politik," kata Kurnia Ramadhan, peneliti ICW kepada media pada Selasa, 10 Agustus 2021.
Juliari hanya dituntut 11 tahun, padahal ia terbukti menerima suap dari Adi Wahyono dan Matheus Joko Santoso, yang dinilai tidak sebanding dengan penderitaan yang dirasakan korban bansos sembako COVID-19.
