SalatigaTerkini - Dasar pendataan penduduk masyarakat Indonesia kembali menjadi sorotan terutama oleh politisi Fahri Hamzah.
Menurut Fahri Hamzah, dunia sedang meragukan pendataan di Indonesia terutama soal data kesehatan di tengah badai Covid-19.
Hal ini bermula dari proses digitalisasi data penduduk yang dirusak. Ada yang mau melakukan dua hal yaitu melakukan kecurangan di pemilu dan korupsi.
Fahri Hamzah menambahkan jika hingga saat ini Indonesia tidak punya data penduduk dan pemilih yang kredibel sementara pemerintah masih selalu bertengkar soal data namun tidak segera dibenahi.
Buntut kacaunya pendataan ini akhirnya menjadi tidak segera terselesaikannya pencegahan dan penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia
Para relawan termasuk komunitas LaporCovid-19 mengungkapkan bahwa ada selisih data kematian antara yang dilaporkan dengan pemerintah pusat dengan daerah hingga 20.000 kasus.
“Sekarang kita menyaksikan dunia meragukan data kesehatan kita. Media-media asing mengungkapkan bahwa badai Covid-19 ini terjadi karena sejak awal kredibilitas data kita memang rendah,” tutur Fahri Hamzah, dikutip dari akun Twitter @Fahrihamzah.
“Ini semua berakar pada tak adanya data penduduk digital. (Apalagi kalau bisa realtime),” tambah Fahri Hamzah dalam kicauannya.