Gus Sahal: Kritik Adalah Cara Terbaik Dukung Jokowi

- 16 Februari 2021, 07:30 WIB
Gus Sahal membantah tuduhan GAR ITB ke Din Syamsudin soal radikalisme.
Gus Sahal membantah tuduhan GAR ITB ke Din Syamsudin soal radikalisme. /YouTube/Cokro TV

SalatigaTerkini – Beberapa hari ini gesekan pandangan antara pendukung dan pengkritik pemerintahan, khususnya yang ditujukan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) tampak meruncing.

Perbedaan pandangan tidak hanya terjadi di kalangan elite partai politik saja melainkan juga sampai ke akar rumput.

Banyak yang berpendapat bahwa Jokowi anti-kritik, terlebih dengan adanya pasal karet UU ITE.

Baca Juga: Kabar Baik, Pekan Ketiga Februari Petugas Publik dan Lansia Dijadwalkan Vaksinasi

UU ITE atau Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Transaksi dan Informasi Elektronik sepertinya sudah tak asing lagi didengar banyak orang. 

Pasalnya, aturan ini sering diperbincangkan publik lantaran dijadikan dasar untuk melaporkan sejumlah pihak belakangan ini. 

Banyaknya pihak yang terbukti sering dilaporkan dengan menggunakan aturan ini, membuat sebagian masyarakat menilai adanya pasal karet yang termuat dalam UU ITE

Pengurus Cabang Istimewa NU (PCINU) Amerika Serikat, Akhmad Sahal atau yang akrab disapa Gus Sahal itu membagikan pandangannya terkait fanatisme pendukung dan pengkritik pemerintah Presiden Jokowi.

Melansir dari PikiranRakyat-Cirebon dalam artikel Gus Sahal: Cara Terbaik Dukung Jokowi Adalah Mengkritiknya, Bukan Cari Alasan untuk Membelanya.

Hal itu disampaikan Gus Sahal melalui unggahan akun Twitter pribadinya @sahaL_AS, pada Sabtu, 13 Februari 2021.

Menurut Gus Sahal, kritik adalah cara terbaik untuk mendukung Presiden Jokowi dalam menjalankan pemerintahannya, dan bukannya membela dengan teguh saat kebijakan pemerintahan Presiden Jokowi dianggap salah.

Maka dari itu istilah fanatisme atau memuja adalah hal yang tidak baik untuk dilakukan.

Baca Juga: Arab Saudi Memperpanjang Masa Pembatasan COVID-19 20 Hari Lagi

Cara terbaik mendukung Jokowi adalah dengan mengkritiknya secara terbuka kalau Jokowi keliru. Bukannya mencari-cari alasan untuk membelanya,” ungkapnya. 

Lebih lanjut Gus Sahal mengatakan apabila kebijakan pemerintahan Presiden Jokowi itu benar dan bermanfaat, alangkah baiknya diapresiasi dan bukan malah berusaha menyerangnya.

Tapi kalau dia benar ya harus diapresiasi. Bukannya mencari-cari dalih untuk menyerangnya,” katanya.

Baik pendukung atau pengkritik Presiden Jokowi sebaiknya bertindak dalam porsi yang wajar dan tidak berlebihan.

Tindakan fanatik dalam mencari celah untuk memuja atau membenci Presiden Jokowi sejatinya adalah hal yang salah.

Fanatisme memuja dan fanatisme membenci itu sama-sama bodoh,” tandas Gus Sahal.

***(Al Makruf Yoga Pratama/cirebon.pikiran-rakyat.com)

Editor: Winang Pranandana

Sumber: Pikiran Rakyat Cirebon


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah