Apakah Boleh Aqiqah Setelah Dewasa? Simak Penjelasan Lengkap Ustad Abdul Somad Berikut

21 April 2022, 09:49 WIB
Apakah Boleh Aqiqah Setelah Dewasa? Simak Penjelasan Lengkap Usatd Abdul Somad Berikut /YouTube/Chiky Cita Rezky

SalatigaTerkini - Setiap muslim baik anak perempuan maupun anak laki-laki yang lahir ke dunia, orang tua akan menyembelihkan kambing (aqiqah).

Berikut penjelasan lengkap soal hukum melaksanakan aqiqah setelah dewasa menurut Ustad Abdul Somad.

Dikutip dari pendapat Imam an-Nawawi, dalam Raudhat ath-Thalibin wa ‘Umdat al-Muftin, juz.III (al-Maktab al-Islamy, 1405H), halaman 229.

وال تعوت بتأخيرها عن السبعة لكن االختيار أن ال تيخر إلى البلوغ قال أبو عبد هللا البوشنجي من أصحابنا إن لم تذبح في
السابا ذبحت في الرابا عشر وإال فعي الحادي والعشرين وقيل إذا تكررت السبعة ثالث مرات فات وقت االختيار فإن أخرت
حتى بلغ سقط حكمها في حق غير المولود وهو مخير في العقيقة عن نعسه واستحسن القعال والشاشي أن يععلها ويروى
عن النبي صلى هللا عليه وسلم أنه عق عن نعسه بعد النبوة ونقلوا عن نصه في البويطي أنه ال يععل ذلك واستغربوه.
قلت: قد رأيت نصه في نعس كتاب البويطي قال وال يعق عن كبير هذا لعظه وليس مخالعا لما سبق ألن معناه ال يعق عن
غيره وليس فيه نعي عقه عن نعسه وهللا أعلم.

Aqiqah tidak luput jika lewat dari tujuh hari, tapi sebaiknya tidak ditunda hingga baligh. Abu Abdillah al-Busyanji dari kalangan ulama mazhab Syafi’i berkata, “Jika tidak disembelihkan pada hari ketujuh, maka disembelihkan pada hari ke-empat belas, jika tidak, maka disembelihkan pada hari ke-dua puluh satu”.

Baca Juga: Bagaimana Cara Meluruskan Shaf Salat Berjamaah? Berikut Penjelasan Lengkap Ustad Abdul Somad

Baca Juga: Apakah Kumur-Kumur Membatalkan Puasa di Bulan Ramadhan? Berikut Penjelasan Lengkap Ustad Abdul Somad

Ada pendapat yang menyebutkan bahwa jika tujuh hari itu telah berulang tiga kali, maka habislah waktu pilihan. Jika tidak dilaksanakan hingga baligh, maka
hukumnya gugur.

Anak tersebut memilih untuk meng-aqiqah-kan dirinya sendiri. Imam al-Qaffal dan Imam asy-Syasyi menganggapnya baik.

Diriwayatkan dari Rasulullah SAW bahwa beliau meng-aqiqah-kan dirinya sendiri setelah menjadi nabi.

Mereka riwayatkan nashnya dalam kitab al-Buwaithi bahwa Rasulullah SAW tidak melakukan itu, mereka menganggapnya aneh.

Baca Juga: Apa Hukum Mengangkat Tangan Ketika Berdoa? Simak Penjelasan Lengkap Ustad Abdul Somad

Baca Juga: Apa Hukum Ziarah Kubur Setelah Salat Id? Berikut Penjelasan Lengkap Ustad Abdul Somad

Saya (Imam an-Nawawi) katakan, “Saya telah melihat nashnya dalam kitab al-Buwaithi yang sama, ia berkata, ‘Orang yang telah dewasa tidak aqiqah’, seperti ini bunyi teksnya, tidak bertentangan dengan keterangan di atas, karena maknanya, orang yang telah dewasa tidak
meng-aqiqah-kan orang lain.

Dalam teks ini tidak terdapat penafikan (menolak) bahwa seseorang boleh mengaqiqahkan dirinya sendiri.

Pendapat Syekh Ibnu Baz perihal aqiqah setelah dewasa dalam Majmu’ Fatawa Ibn Baz, juz.XXVI, hal.267.

أحدها : أنه يستحب أن يعق عن نعسه؛ ألن العقيقة ميكدة وهو مرتهن بها.
الثاني : ال عقيقة عليه وال يشرع له العق عن نعسه ؛ ألنها سنة في حق أبيه فقط.
الثالث : ال حر عليه أن يعق عن نعسه وليس ذلك بمستحب ؛ ألن األحاديث إنما جاءت موجهة إلى الوالد ، ولكن ال مانا من
أن يعق عن نعسه ؛ أخذا بالحيطة ، وألنها قربة إلى هللا سبحانه وإحسان إلى المولود, وفك لرهانه فكانت مشروعة في حقه
وحق أمه عنه وغيرهما من أقاربه . وهللا ولي التوفيق.

Pertama, dianjurkan mengaqiqahkan diri sendiri, karena aqiqah itu sunnah mu’akkadah dan seorang anak tergadai dengan aqiqahnya.

Kedua, tidak ada aqiqah baginya, tidak disyariatkan baginya aqiqah, karena aqiqah itu sunnah pada tanggung jawab ayahnya.

Ketiga, ia boleh mengaqiqahkan dirinya sendiri, tapi tidak dianjurkan. Karena hadits-hadits yang ada tentang aqiqah ditujukan kepada orang tua.

Tapi seseorang boleh mengaqiqahkan dirinya sendiri, untuk lebih berhati-hati, juga karena aqiqah itu ibadah mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Berbuat baik untuk anak dan melepaskan ikatan gadai anak, maka disyariatkan bagi seorang ayah mengaqiqahkan anak, seorang ibu mengaqiqahkan anaknya, juga kerabat selain kedua orang tua.

Berdasarkan pendapat di atas, Ustad Abdul Somad menyebut boleh hukumnya seseorang meng-aqiqah-kan dirinya sendiri setelah dewasa. Terlebih lagi ada hadits yang mengatakan,

عق عن نعسه بعد ما بعث نبيا

Rasulullah SAW meng-aqiqah-kan dirinya setelah ia diutus menjadi nabi. Hadits ini diyatakan shahih oleh al-Albani dalam as-Silsilah ash-Shahihah dikutip dari Syekh al-Albani, as-Silsilah ash-Shahihah, Juz.VI (Riyadh: Maktabah al-Ma’arif), halaman 229.

Disclaimer: Penjelasan soal aqiqah setelah dewasa dilansir dari buku karya Ustad Abdul Somad bertajuk '37 Masalah Populer'

Demikian informasi terkait aqiqah setelah dewasa menurut penjelasan lengkap Ustad Abdul Somad.***

Editor: Ari Pianto

Sumber: 37 Masalah Populer karya H. Abdul Somad, Lc., MA. (S1 Al-Azh

Tags

Terkini

Terpopuler