Baca Juga: Animal Pop Komodo Goes To Jakarta, Upaya Promosikan Wisata Labuan Bajo Melalui Tarian
Namun Harapan besar untuk menjadikan Labuan Bajo sebagai sumber devisa baru sepertinya harus tertunda karena pandemi.
Dihubungi SalatigaTerkini, Andry Prastyo seorang pelaku pariwisata di Labuan bajo menceritakan kisahnya. Menurutnya ada sekitar 50% usaha di Labuan Bajo yang gulung tikar imbas pandemi.
"ya kalo yang tutup ada lah 50%, yang masih bertahanpun ya bakar duit mas karena memang pemasukannya minim", ungkap pria kelahiran Jambi ini.
Andry lebih lanjut menceritakan bagaimana para pelaku wisata yang ada disana bertahan hidup ditengah situasi pandemi ini.
"Untuk bertahan hidup kalau orang lokal ya balik ke profesi mereka masing-masing sebelum Labuan bajo menjadi destinasi wisata. Ada yang kembali cari ikan, ada yang bertani ada juga yang berdagang. Kalau orang luar manggarai banyak yang pulang kampung wong disini udah ga ada apa-apa. Kalo kaya saya dan teman-teman yang masih ngeyel bertahan ya cuman bisa berdoa sambil berharap ada keajaiban hehehehehe," ucapnya sambil tertawa.
Baca Juga: Sambil Transit di Labuan Bajo, 5 Destinasi Ini Bisa Dikunjungi
Nasib pelaku pariwisata seperti Andry memang miris di tengah kondisi perekonomian seperti ini mereka tidak tersentuh bantuan dari pemerintah.