Jalanketimur: Labuan Bajo, Kampung Nelayan yang Bersolek Menjadi Kota Wisata Kelas Dunia

26 September 2022, 08:08 WIB
Jalanketimur: Labuan Bajo, Kampung Nelayan yang Bersolek Menjadi Kota Wisata /Labuan Bajo Terkini/Yulyho Yudha

SalatigaTerkini - Setelah perjalanan panjang selama kurang lebih 36 jam di dalam kapal Dharma Rucitra 7, Sampailah kami di ujung barat pulau flores teptnya di Kabupaten Manggarai Barat.

Ibukota kabupaten ini adalah Kota Labuan Bajo yang dalam beberapa tahun terakhir sangat terdengar gaungnya di kancah dunia pariwisata.

Hal ini tidak terlepas dari penetapan Labuan Bajo sebagai salah satu 10 Bali baru bersama Danau Toba di Sumatera Utara, Tanjung Kelayang di Kepulauan Bangka Belitung, Tanjung Lesung di Banten, Kepulauan Seribu di Jakarta, Borobudur di Jawa Tengah, Bromo Tengger Semeru di Jawa Timur, Mandalika di Nusa Tenggara Barat, Wakatobi di Sulawesi Tenggara, dan Morotai di Maluku Utara.

Kemudian dari 10 destinasi tersebut Labuan Bajo masuk dalam destinasi Super Prioritas yang akhirnya membuat pemerintah mengebut pembangunan di Labuan Bajo.

Baca Juga: Jalanketimur5 Jalur Salatiga Menuju Labuan Bajo Via Tanjung Perak Surabaya

Baca Juga: Jalanketimur, Sebuah perjalanan untuk mengenal Indonesia sambil Berbuat Baik

Saya datang pertama kali di Labuan bajo pada tahun 2018 saat #jalanketimur3, Labuan bajo belum seperti sekarang meski tampak mulai ada pembangunan disana sini. Terkejutlah saya ketika satu tahun kemudian (#jalanketimur4) pada 2019 sudah berdiri sebuah kompleks pertokoan, bisnis dan hotel di depan pelabuhan Labuan Bajo yang sekarang menjadi Meurorah.

Beberapa nama brand besar seperti Starbucks, KFC, Miniso dan lainya mulai masuk ke kota pelabuhan ini.

Pun ketika akhirnya di 2022 ini saya mengunjungi lagi Labuan Bajo saya dibuat terkejut akan kecepatan pembangunan yang terjadi. Begitu kami melewati hotel Ayana yang begitu megah, kami melihat banyak proyek pembangunan hotel dan infrastruktur yang sedang dikerjakan.

Setelah Hotel dan Resto Escape Bajo saya mendapati sudah ada trotoar rapi yang ditanami pohon palem berasa saya sedang di luar negeri.

Semakin masuk kedalam kota, semakin tampak perubahan yang terjadi di Labuan Bajo.

Sebagai anak motor saya selalu menyempatkan diri berfoto di Puncak Waringin sebuah spot foto yang menyuguhkan pemandangan kampung ujung yang menjdi pusat keramaian di Labuan Bajo.

Tempat ini sudah sangat berbeda dibanding saat terakhir saya berfoto disini. dulu hanya ada pembats jalan saja dari besi, kini sudah dibangun trotoar cantik tempat orang bisa nongkrong dan menghabiskan senja. 

Jalanketimur puncak waringin

Setelah cukup berfoto di Puncak Waringin saya dan Andi berkeliling kota Labuan Bajo Sebentar dan menuju warung Bakso Solo langgann saya di Jalan Trans Flores.

Pemilik warung Bakso ini bernama mas Aan yang kebetulan juga seorang penggemar motor yang berasal dari Klaten Jawa Tengah.

Waktu kami datang saya tidak melihat sosok mas Aan ada di warung tersebut. Namun tetap saya makan dan beristirahat disitu.

Setelah makan saya menanyakan kepada salah satu pegawainya tentang keberadaan mas Aan, ternyata mas Aan ada didalam dan sedang meracik masakan untuk warungnya.

Begitu mas Aan keluar dia mengatkan agak "pangling" karena memeang sudah dua tahun lebih kami tidk bersua dan sebelum-sebelumnya pun ketika kami bertemu ya hanya di warung baksonya tersebut tanpa pernah benar-benar mengenal satu sama lain.

Kami berbincang sebentar penuh kehangatan sampai kami mau pamit untuk ke pom bensin untuk mandi.

Mas Aan mencegah dan menawarkan untuk mandi dirumahnya dia bercerita memiliki rumah yang memng belum dia tinggali dan biasa di pakai anak-anak motor untuk singgah ketika di Labuan Bajo. 

Saya menceritakan kalau sebenarnya kami sudah ada tempat untuk menginap di Labuan bajo sebuah rumah milik seorang kawan orang yang berprofesi sebagai Guide. Namun, kawan tersebut sedang membawa tamu dan baru selesai bekerja malam nanti.

Mendengar hal tersebut mas Aan semakin mendesak kami untuk menerima tawaran singgah ke rumahnya dan bahkan menawari menginap disana.

Kami pun mengiyakan karena memang badan ini sudh lelah dan perlu membersihkan diri. 

Mas Aan mengantarkan kami kerumahnya yang berlokasi di Waenahi rumah yang cukup besar dan sangat tipikal rumah di Jawa ini merupakan hasil kerj mas Aan selama di Labuan Bajo.

Sambil beristirahat Mas Aan banyak bercerta tentang Labuan Bajo dan perkembangannya.

Jadilah Malam itu kami bermalam di rumah Mas Aan sang penjual Bakso Solo yang berasal dari Klaten.***

 

 

Editor: Ari Pianto

Tags

Terkini

Terpopuler