Hindari Diet Ekstrem Kala Pandemi, Ini Cara Aman Turunkan Berat Badan Menurut Ahli Gizi

7 Maret 2021, 14:12 WIB
3 Tips Diet Mudah yang Wajib Kamu Tahu /Pexels/

SalatigaTerkini - Masa pandemi bagi sebagian masyarakat merupakan fase bagi mereka untuk lebih banyak berdiam diri dirumah dengan aktivitas ringan

Meski terlihat ringan, namun rupanya ini menjadi masalah untuk kondisi tubuh terutama berat badan.

Dengan ruang gerak yang terbatas di rumah, banyak orang terutama wanita mengalami masalah kegemukan dan mungkin malah melonjak tajam.

Baca Juga: Jalin Kerjasama Dengan UEA, Replika Masjid Agung Sheikh Zayed Dibangun di Solo

Dengan masalah tersebut banyak orang yang malah mencoba melakukan diet ketat untuk mengembalikan berat badan dan bentuk tubuh yang ideal.

Para pakar justru melarang program diet ekstra, terutama dalam masa pandemi ini.

Menanggapi permasalahan tersebut, Ketua Indonesia Sport Nutrisionis Association (ISNA) dr. Rita Ramayulis, DCN, M.Kes. ia mengatakan dengan melakukan diet ekstrem saat pandemi hal itu tentu tidak disarankan seperti dilansir dari laman Pikiran-rakyat.com dalam artikel Diet Ekstrem Saat Pandemi Tak Disarankan, Ahli Gizi Beberkan Rahasia Cara Aman Turunkan Berat Badan

Ia menyampaikan bahwa, dengan melakukan diet ekstrem hal itu malah akan menyebabkan sejumlah gangguan kesehatan pada tubuh.

“Diet saat pandemi dibolehkan, hanya saja jangan ekstrem. Dietlah dengan mengatur makanan yang mengatur sistem imunitas tubuh (dengan baik),” kata dr. Rita, Rabu, sebagaimana dikutip Pikiran-Rakyat.com dari laman Antara.

Lebih lanjut dr. Rita memaparkan bahwa melakukan diet ekstrem, atau ketat dapat mengganggu keseimbangan asam basa, metabolisme tubuh, hingga malnutrisi.

Baca Juga: Varian B117 Covid-19 Lebih Berbahaya 70 Persen Dari Sebelumnya, Kenali Gejalanya

Kemudian menimbulkan kerusakan metabolik, maka itu akan terjadi proses peradangan dalam tubuh, dan dapat melemahkan imunitas.

Melalui diet ekstrem mungkin dapat memangkas beberapa kilogram dari berat badan, namun metabolisme juga bisa terpengaruh.

“Melakukan diet ekstrem tidak disarankan, karena bisa jadi yang berkurang adalah air, massa otot dan massa tulang. Pada saat proses penurunan berat badan, yang seharusnya hilang adalah lemak,” kata dr. Rita.

Maka dari itu, dr. Rita pun kemudian membagikan sejumlah hal yang perlu diperhatikan bagi mereka yang ingin melakukan diet sehat selama pandemi.

Baca Juga: Varian B117 Covid-19 Lebih Berbahaya 70 Persen Dari Sebelumnya, Kenali Gejalanya

Yakni pertama, adalah defisit energi atau defisit kalori untuk menurunkan berat badan. Kalori dalam makanan menyediakan energi dalam bentuk panas, sehingga tubuh dapat berfungsi dengan baik, bahkan ketika tubuh sedang beristirahat sekali pun.

“Selanjutnya adalah meningkatkan asupan tinggi protein rendah lemak, dan zat gizi seimbang. Lalu, asupi tubuh dengan makanan yang mengandung zinc, vitamin C, vitamin E, beta karoten, dan zat besi,” kata dr. Rita.

Demikian bahwa kelima zat yang disebutkan di atas merupakan zat yang memiliki sifat antioksidan, yang mana sangat diperlukan tubuh untuk melawan efek dari paparan radikal bebas.

Radikal bebas dapat merusak susunan DNA sel, meningkatkan kadar kolesterol jahat di dalam tubuh, menyebabkan peradangan, dan melemahkan daya tahan tubuh.

Sementara itu, untuk hal yang harus dihindari, yang pertama adalah makanan dan/atau minuman yang terlalu manis.

Baca Juga: Dicap Sebagai Pelakor Senior. Mayangsari: Saya Tidak Pernah Rencanakan

Makanan tinggi gula mengakibatkan ketidakseimbangan nutrisi, karena anda akan lebih banyak memilih makanan yang tinggi glukosa dibandingkan makanan yang mengandung vitamin, mineral, protein dan serat.

Selain itu, mengonsumsi gula berlebih juga dapat menekan sistem imunitas. Sebagaimana Kementerian Kesehatan RI sudah memberikan batasan konsumsi gula yang disarankan per orang per hari, yakni tidak lebih dari 50 gr (4 sendok makan).

Ia juga menjelaskan bahwa sama halnya dengan gula, konsumsi minyak maupun makanan sumber lemak secara berlebih dapat pula menekan sistem imunitas dan mengurangi kemampuan sel darah putih dalam menghancurkan bibit penyakit.

Jadi dengan asupan makanan sumber lemak berlebih, bahkan dapat menimbulkan risiko berbagai penyakit berbahaya. Karena sel lemak yang berlebih dapat memicu pelepasan zat kimia yang berakibat pada peradangan kronis dan akhirnya merusak jaringan-jaringan sehat.

“Hal selanjutnya yang harus dihindari adalah makanan yang digoreng dengan minyak banyak, dan/atau minyak yang sudah dipakai berulang,” kata dr. Rita.

Oleh karena itu, disarankan untuk merebus atau mengukus makanan tersebut hingga setengah dan/atau matang terlebih dahulu. Jika ingin menambah cita rasa, bisa di-pan seared dengan sedikit minyak.

Tak hanya itu saja, batas konsumsi lemak yang disarankan Kementerian Kesehatan RI adalah hanya 67 gram (5 sendok makan minyak) per orang per hari.

Kementerian Kesehatan juga menerbitkan panduan ‘Isi Piringku’ yang diharapkan bisa membantu mencegah kelebihan berat badan hingga obesitas.

Jadi ‘Isi Piringku’ ini berarti membagi 1/3 (sepertiga) dari setengah piring untuk lauk pauk, 1/3 dari setengah piring buah, 2/3 dari setengah piring sayuran dan 2/3 dari setengah piring makanan pokok.***(Nurul Khadijah/Pikiran-Rakyat.com)

Editor: Heru Nugroho

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler