Raja Malaysia Al-Sultan Abdullah Pertimbangkan Perdana Menteri Selanjutnya Usai Gagal Dapat Dukungan Mayoritas

- 23 November 2022, 12:41 WIB
Raja Malaysia Al-Sultan Abdullah Pertimbangkan Tahta Perdana Menteri Selanjutnya
Raja Malaysia Al-Sultan Abdullah Pertimbangkan Tahta Perdana Menteri Selanjutnya /Aljazeera

SalatigaTerkini - Raja Malaysia atau yang bergelar Yang Dipertuan Agong Al-Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah tengah jadi perbincangan media seluruh dunia, baik domestik maupun luar negeri saat ia tengah mempertimbangkan sosok yang akan menjadi Perdana Menteri di Negri Jiran selanjutnya.

Bahkan Malaysia menjadi topik hangat dan berhasil masuk jajaran trending topik di Twitter pada hari ini, Rabu 23 November 2022 terkait keputusan Al-Sultan Abdullah untuk mempertimbangkian Perdana Menteri berikutnya. 

Dilansir dari laman Aljazeera, bukan hal baru Raja Malaysia SUltan Abdullah ikut andil dalam pemilihan Perdana Menteri. Ini akan menjadi ketiga kalinya raja memilih Perdana Menteri hanya dalam waktu dua tahun, meskipun ini pertama kalinya terjadi setelah pemilu

Sebagai informasi, Raja akan memutuskan diantara pemimpin oposisi Anwar Ibrahim atau mantan perdana menteri Muhyiddin Yassin setelah tidak ada politikus yang meraup dukungan untuk membentuk koalisi setelah pemilihan pada Sabtu, 19 November 2022 lalu.

Baca Juga: Untuk Pertama Kalinya, Presiden Korea Utara Kim Jong Un Ungkap Wajah Sang Putri Kepada Dunia

Baca Juga: 6 Fakta Menarik Mahyar Tousi, YouTuber Asal London yang Panggil Petinggi Pemakai Batik di KTT G20 'Idiot'

Koalisi oposisi Pakatan Harapan (PH) yang dipimpin oleh Anwar Ibrahim telah memenangkan 82 kursi, menyisakan 30 kursi dari mayoritas 112 kursi di parlemen. Sementara Koalisi Perikatan Nasional (PN) di bawah mantan Perdana Menteri Muhyiddin Yassin mendapat 73 kursi.

"Biarkan saya membuat keputusan segera," katanya kepada wartawan pada 22 November 2022 waktu setempat di luar istana nasional dilansir dari laman Aljazeera.

 

Ini adalah pertama kalinya jajak pendapat menghasilkan parlemen yang digantung. Anwar segera mengumumkan bahwa ia memiliki cukup dukungan untuk memimpin mayoritas begitupun dengan Muhyiddin yang mengklaim hal yang sama.

Di tengah ketidakpastian, Raja Malaysia Sultan Abdullah akhirnya mengeluarkan pernyataan yang menetapkan batas waktu bagi koalisi untuk membentuk aliansi baru dan menyerahkannya ke istana. Di tengah pernyataan dukungan yang saling bertentangan, Sultan Abdullah memperpanjang tenggat waktu 24 jam dari sebelumnya 21 November 2022 menjadi 22 November 2022. 

Baca Juga: Pertahanan Udara Ukraina Sebabkan Terjadinya Ledakan di Polandia

Baca Juga: Serangan Rudal di Polandia Tewaskan Dua Orang

Anwar dan Muhyiddin bertemu dengannya secara terpisah di istana tak lama setelah tenggat dan tampaknya keduanya tidak mendapatkan 112 kursi yang diperlukan.

Malaysia adalah demokrasi parlementer di mana partai atau koalisi yang memenangkan kursi terbanyak dalam pemilihan umum membentuk pemerintahan. Pemimpin partai atau koalisi itu biasanya menjadi perdana menteri.

Peran monarki konstitusional negara sebagian besar bersifat penasihat, tetapi di bawah konstitusi, raja memang memiliki kekuatan untuk menunjuk seorang Perdana Menteri yang ia yakini memiliki kepercayaan dari legislator.

Demikian informasi terkait Raja Malaysia Al-Sultan Abdullah yang pertimbangkan tahta Perdana Menteri Malaysia selanjutnya antara Anwar atau Muhyiddin usai kedua kadidat gagal dapat dukungan mayoritas.***

 

Editor: Ari Pianto

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah