Menganalisis Latar Belakang dan Faktor yang Mempengaruhi G30S/PKI di Indonesia

- 26 September 2022, 09:51 WIB
Menganalisis Latar Belakang dan Faktor yang Mempengaruhi G30S/PKI di Indonesia
Menganalisis Latar Belakang dan Faktor yang Mempengaruhi G30S/PKI di Indonesia /Tangkapan layar /YouTube Pegawai Jalanan

SalatigaTerkini - G30S/PKI atau Gerakan 30 September merupakan sebuah tragedi yang terjadi karena kudeta selama satu malam dari tanggal 30 September 1965 hingga 1 Oktober 1965.

Peristiwa ini merupakan peristiwa yang mengakibatkan gugurnya enam jenderal serta satu orang perwira pertama militer Indonesia dan jenazahnya dimasukkan ke dalam suatu lubang sumur lama di area Lubang Buaya, Jakarta Timur.

Secara garis besar tragedi ini terjadi karena pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) terhadap perwira tinggi TNI AD Indonesia. Tiga dari enam orang yang menjadi target langsung dibunuh di kediamannya. Sedangkan lainnya diculik dan dibawa menuju Lubang Buaya.

Baca Juga: Sejarah: 5 Isu Beredar Saat Peristiwa G30S PKI yang Memperkeruh Suasana Negara Indonesia

Lalu apakah latar belakang dan faktor pemberontakan yang dilakukan oleh PKI terhadap TNI AD Indonesia? Simak penjelasannya berikut ini.

Latar Belakang

Partai Komunis Indonesia(PKI) merupakan partai besar di Indonesia. tahun 1965 anggotanya berjumlah sekitar 3,5 juta, ditambah 3 juta dari pergerakan pemudanya.

PKI juga mengontrol pergerakan serikat buruh yang mempunyai 3,5 juta anggota dan pergerakan para petani anggota Barisan Tani Indonesia yang berjumlah 9 juta anggota. Termasuk pergerakan wanita (Gerwani), organisasi penulis dan artis serta pergerakan sarjananya, PKI mempunyai lebih dari 20 juta anggota dan pendukung.

Juli 1965 parlemen dibubarkan. Presiden Soekarno menjalankan sistem "Demokrasi Terpimpin". Peran PKI mempunyai mandat untuk persekutuan Konsepsi yaitu antara Nasionalis, Agama dan Komunis yang dinamakan NASAKOM.

Sayangnya, kolaborasi antara PKI dan kaum burjuis nasional gagal mengatasi masalah ekonomi dan politis yang mendesak.

Bung Karno atas saran dari PKI akibat dari tawaran perdana menteri RRC, mempunyai ide tentang Angkatan Kelima yang berdiri sendiri terlepas dari ABRI. Akan tetapi, petinggi Angkatan Darat tidak setuju dan hal ini lebih menimbulkan nuansa curiga-mencurigai antara militer dan PKI.

Tahun 1963 petinggi PKI mulai memprovokasi antara anggotanya dengan militer. Seiring berjalannya waktu bentrokan menjadi tak terkendali.

Bentrokan-bentrokan tersebut dipicu oleh propaganda PKI yang menyatakan bahwa petani berhak atas setiap tanah, tidak peduli tanah siapapun (milik negara = milik bersama). Pada permulaan 1965, para buruh mulai menyita perusahaan-perusahaan karet dan minyak milik Amerika Serikat.

Faktor Malaysia

Sejak demonstrasi anti-Indonesia di Kuala Lumpur, di mana para demonstran menyerbu gedung KBRI, merobek-robek foto Soekarno, membawa lambang negara Garuda Pancasila ke hadapan Tunku Abdul Rahman—Perdana Menteri Malaysia saat itu—dan memaksanya untuk menginjak Garuda, amarah Soekarno terhadap Malaysia pun meledak.

Hal ini mengakibatkan Soekarno ingin membalas dendam dengan melancarkan gerakan yang terkenal dengan sebutan "Ganyang Malaysia" kepada negara Federasi Malaysia yang telah sangat menghina Indonesia dan presiden Indonesia.

Karena di masa itu Ahmad Yani merasa bahwa tentara Indonesia pada saat itu tidak memadai untuk peperangan dengan skala tersebut, sedangkan di pihak lain Kepala Staf TNI Angkatan Darat A.H. Nasution setuju dengan usulan Soekarno karena ia mengkhawatirkan isu Malaysia ini akan ditunggangi oleh PKI untuk memperkuat posisinya di percaturan politik di Indonesia.

Merasa kecewa karena TNI tidak mendukungnya, Soekarno mencari bantuan kepada PKI untuk melampiaskan amarahnya kepada Malaysia.

Tetapi PKI juga tidak sepenuhnya idealis mendukung Indonesia. PKI juga memanfaatkan kesempatan itu untuk keuntungan mereka sendiri.

Faktor Amerika Serikat

Kala itu Amerika Serikat sedang berperang melawan Vietnam. Karena Amerika Serikat tak ingin Indonesia jatuh ke tangan komunis, maka mereka memberikan bantuan berupa uang 50 juta rupiah (uang saat itu) kepada Adam Malik dan walkie-talkie serta obat-obatan kepada tentara Indonesia.

Faktor Ekonomi

Pada waktu itu inflasi yang tinggi sangat mempengaruhi perekonomian di Indonesia. Masyarakat harus mengantri untuk mendapatkan kebutuhan bahan pangan pokok. Akibatnya masyarakat sehari-hari hanya makan bonggol pisang, umbi-umbian, gaplek, serta bahan makanan yang tidak layak dikonsumsi lainnya.

Karena faktor ekonomi inilah yang membuat masyarakat Indonesia tidak setuju terhadap kebijakan "ganyang Malaysia" yang dianggap akan semakin memperkeruh suasana.

Demikian Informasi mengenai Latar Belakang dan Faktor yang mempengaruhi G30S/PKI.***

Editor: Heru Nugroho


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x