Pemilik Baru Roma Lebih Banyak Bungkam Ketimbang Pemilik Klub Italia Lainnya

- 16 April 2021, 19:19 WIB
Roma singkirkan Ajax di babak perempatfinal Liga Europa.
Roma singkirkan Ajax di babak perempatfinal Liga Europa. /Twitter/@EuropaLeague

SalatigaTerkini - Ketika sebagian besar presiden klub sepakbola di Italia selalu ikut berkoar-koar dalam persaingan di Serie A, pemilik baru AS Roma asal Amerika Serikat ini justru melakukan hal yang sebaliknya.

Dan dan Ryan Friedkin, yang sering disebut The Friedkins (ayah dan anak) justru memperlihatkan cara yang kuno yaitu dengan diam tak berkomentar ke publik namun selalu hadir di Olimpico.

Perilaku ayah dan anak tersebut membuat frustrasi surat kabar di Italia karena mereka berdua tidak melakukan satupun wawancara sejak mereka mengambil alih klub dari James Pallotta.

Baca Juga: Jelang Leg Kedua Lawan Ajax, Fonseca: Laga Terpenting Sejauh Ini Dalam Semusim

Perlakuan ini berbeda jauh dengan Pallotta yang sering kali blak-blakan di depan media dan sering kali mengucapkan kata-kata yang tidak pantas. Selain itu Pallotta juga lebih sering mengarahkan klub dari Boston dan Miami ketimbang hadir di Trigoria.

The Friedkins yang meraup keuntungan besar dengan mendistribusikan Toyota di Texas saat ini telah menjadi pelengkap di Stadio Olimpico yang kosong sepanjang musim. Mereka ternyata diam-diam mengamati sisi-sisi yang bermasalah di Serie A dan performa yang sukses di Liga Eropa.

Kehadiran The Friedkins bisa dilihat dari mereka yang selalu datang dan duduk di  tribun VIP Roma yang kosong dengan menggunakan jas.

Baca Juga: Andrea Belotti Masuk Target Belanja Roma Gantikan Edin Dzeko

Dan Friedkin menjadi pemilik baru AS Roma
Dan Friedkin menjadi pemilik baru AS Roma Trendsmap

Sama seperti tadi malam, Dan dan Ryan hadir saat Roma bermain imbang melawan Ajax yang membuat mereka lolos ke babak semifinal.

Roma saat ini bertengger di posisi ketujuh di Serie A dan mulai kehilangan peluang untuk mendapatkan tiket di Liga Champions musim depan.

Dalam situasi ini Roma sangat ingin menjuarai Liga Eropa agar bisa mendapatkan tempat di turnamen paling elit di benua Eropa musim depan.

Baca Juga: Dijual Juventus, Dipinjamkan Everton dan Sukses di PSG, Masa Depannya Kean Masih Abu-Abu

“Saya belum pernah mencapai semifinal sebelumnya, jadi ini membuat saya sangat bangga, terutama karena kami mewakili Italia saat ini,” kata pelatih Paulo Fonseca, merujuk pada Roma sebagai satu-satunya klub Italia yang masih tersisa di kompetisi Eropa.

Fonseca dilaporkan perlu membimbing Roma meraih trofi untuk mempertahankan kursinya,  jadi mencapai empat besar tampaknya tidak mengamankan masa depannya.

“Itu tak mengubah apapun. Saya tidak tahu apakah saya akan menjadi pelatih Roma musim depan. Hanya saja saya masih pelatih Roma untuk pertandingan berikutnya," kata Fonseca.

Baca Juga: Guardiola: Bawa Pulang Trofi Liga Champions atau Gagal Seutuhnya

"Seperti selalu saya katakan, saya tidak terlalu peduli dengan masa depan. Yang terpenting sekarang adalah Roma. Pemilik klub selalu sangat dekat dengan kami semua dan kami merasakan kehadiran mereka.”

Edin Dzeko memastikan Roma lolos ke semifinal dengan agregat skor 3-2. Gol Dzeko juga dinilai sebagai pembuktian dirinya yang masih mampu untuk berkontribusi kepada klub setelah sebelumnya sempat berselisih dengan Fonseca sejak Januari lalu.

Laga semifinal ini menjadi semifinal Eropa kedua bagi Roma dalam empat tahun setelah mereka tampil memukau dengan mengalahkan Barcelona untuk mencapai semifinal di Liga Champions musim 2017-2018.

Baca Juga: Publik Berikan Pujian Gol Porto, Tuchel: Keberuntungan

Lawan Roma berikutnya adalah Manchester United yang bisa membawa Roma kembali terkenang akan trauma gelap sejarah Giallorossi.

The Friedkins, saat menyaksikan pertandingan Roma dari tribun
The Friedkins, saat menyaksikan pertandingan Roma dari tribun instagram.com/@danfriedkinofficial

Pada Liga Champions 2006-2007, Roma dikalahkan 1-7 di Old Trafford yang saat itu pertandingan masih dimainkan oleh manajer MU saat ini, Ole Gunnar Solskjaer.

“Jika kami mencapai titik ini, berarti kami bisa bermain dengan siapa pun,” kata gelandang Roma, Jordan Veretout.

Baca Juga: Chris Smalling Masih Harus Absen Hingga Mei Mendatang

Roma telah memenangkan sembilan dari 12 pertandingan Liga Eropa musim ini. Bagian tersulit bagi Roma adalah untuk mempertahankan fokusnya di Serie A, karena pekan depan mereka akan melawat ke kandang Torino yang terancam degradasi..

“Saya tidak pernah terlalu bersemangat,” kata Fonseca. "Saya akan pulang sekarang, lalu merayakannya dengan istri saya, tetapi setelah itu saya akan fokus pada pertandingan berikutnya."

Untuk Friedkins, mereka tinggal selangkah lagu untuk menutup musim debut mereka dengan trofi Eropa.

Baca Juga: Voting: Semifinalis Liga Champions Sudah Komplit, Yang Mana Final Idaman Favorit Pembaca Salatiga Terkini?

“Kami merasa Roma adalah semacam raksasa tidur,” kata Ryan Friedkin dalam situs web klub pada bulan September dalam komentar publik yang tetap menjadi satu-satunya komentar publik dari The Friedkins.

“Tak ada alasan bahwa klub ini tak bisa secara serius bersaing memperebutkan trofi di semua level. Dengan fans, dan warga kota di belakang kami, segalanya mungkin terjadi di Roma. Klub ini sangat spesial,” tambahnya.***


Disclaimer: Artikeil ini telah tayang sebelumnya di portal Top Skor dengan judul Pemilik Baru Roma asal Amerika Lebih Memilih untuk Menang secara Diam-diam

Editor: Winang Pranandana

Sumber: Top Skor


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah