Thierry Henry Heran Penindasan dan Pelecehan Bisa Lewat Begitu Saja di Twitter

- 29 Maret 2021, 21:15 WIB
Legenda sepak bola Prancis Thierry Henry menutup semua akun media sosialnya karena jadi korban rasisme yang 'toxic'.
Legenda sepak bola Prancis Thierry Henry menutup semua akun media sosialnya karena jadi korban rasisme yang 'toxic'. /NDTV.COM

SalatigaTerkini - Mantan pemain bintang Arsenal, Thierry Henry memandang bahwa Twitter seharusnya menjadi tempat yang lebih nyaman. 

Situasi di media sosial tersebut mirip seperti simulasi penyiksaan mental karena banyak pengguna yang takut membaca komentar-komentar dan balasannya.

Hal ini ia ungkapkan kepada pembawa acara Good Morning Britain, Ben Shephhard dan Sussana Reid. Henry menambahkan bahwa unggahan video tayangan ulang gol bisa diblokir karena masalah hak cipta, tapi rasisme dan pelecehan diperbolehkan.

Baca Juga: Milan Siapkan €100 Juta untuk Belanja di Bursa Transfer Musim Panas

Henry berkata kepada Good Morning Britain, "Ini bukan tempat yang aman saat ini. Saya berbicara tentang penindasan, pelecehan, orang-orang bunuh diri karenanya.”

"Sulit untuk menghilangkan semua itu tetapi apakah bisakah lebih aman? Ini media yang hebat tetapi orang-orang menggunakannya sebagai senjata."

Beberapa saran yang ingin dia lihat adalah pelarangan akun anonim, pemberlakuan batasan usia, dan identitas yang diperlukan untuk membuat akun guna menegakkan akuntabilitas atas apa yang dikatakan orang.

Baca Juga: Alami Masalah Finansial, Inter Ngotot Tidak Jual Pemainnya

Dia menambahkan: "Kenapa tidak menggunakan nomor paspor atau nomor asuransi nasional untuk bisa menggunakan media sosial?”

Halaman:

Editor: Winang Pranandana

Sumber: The Sun Football


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah