Network
SalatigaTerkini - Menyambut Hari Polwan Indonesia yang jatuh pada Rabu, 1 September 2021, ada baiknya mengingat kembali sejarah Polwan di Indonesia sebagai salah satu bentuk cinta Tanah Air.
Jajaran kepolisian saat ini tidak hanya dari kalangan kaum pria, wanita juga mulai diperhitungkan sebagai salah satu penyokong tubuh di kepolisian.
Polwan adalah kepanjangan dari Polisi wanita. Polwan lahir pada 1 September 1948 yang berawal dari kota Bukittinggi, Sumatera Barat. Saat itu Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) tengah menghadapi Agresi Militer Belanda II.
Mengingat kala itu terjadi pengungsian besar-besaran pria, wanita, dan anak-anak diharuskan meninggalkan rumah mereka untuk menjauhi titik-titik peperangan. Namun para pengungsi wanita tentu tidak nyaman dan risih jika digeledah secara fisik oleh polisi pria.
Baca Juga: Robby Purba yang Dekat dengan Ayu Ting Ting, Pernah Alami Hal Mistis Kakinya Digelendoti Anak Kecil
Sebagai solusi, Pemerintah Indonesia menunjuk SPN atau Sekolah Polisi Negara saat itu yang berada di Bukittinggi, membuka Pendidikan Inspektur Polisi bagi kaum wanita.
Setelah melalui serangkaian seleksi ketat, terpilihlah 6 polisi wanita atau Polwan pertama, yang kesemuanya berdarah Minangkabau dan Minang; Mariana Saanin Mufti, Nelly Pauna Situmorang, Rosmalina Pramono, Dahniar Sukotjo, Djasmainar Husein, dan Rosnalia Taher.
Keenam polisi wanita secara resmi mulai mengikuti pendidikan Sekolah Polisi Negara atau SPN di Bukittinggi pada 1 September 1948 . Oleh sebab itu, setiap tanggal 1 September diperingati Hari Polwan atau Polisi Wanita.
