16 Orang Penganut Hakekok Diamankan Saat Ritual Mandi Bersama Tanpa Busana, 3 Diantaranya Masih Anak-anak

- 13 Maret 2021, 15:14 WIB
Kelompok Aliran Hakekok diamankan Polisi saat Melakukan ritual mandi bersama
Kelompok Aliran Hakekok diamankan Polisi saat Melakukan ritual mandi bersama /polri.go.id/

SalatigaTerkini - Provinsi Banten beberapa hari ini viral di berbagai portal berita nusantara. Bukan tanpa alasan, sebuah ajaran sesat disinyalir berkembang di wilayah paling barat pulau Jawa ini.

Berlokasi di Desa Sekong, Kecamatan Cimanuk, Kabupaten Pandeglang, ajaran Hakekok dikembangkan oleh seorang pemilik padepokan atau majelis dzikir berinisial Sah (45 tahun).

Aliran Balaka Sutra adalah sebutan yang digunakan Sah untuk menamai aliran yang diadopsinya dari ajaran Hakekok.

Baca Juga: Vansh Datang, Bocoran Sinopsis Uttaran besok Minggu, 14 Maret 2021

Baca Juga: Meski Telah Divaksin, Ketua DPD PKS Meninggal Dunia Terpapar COVID-19

Meskipun sesat, ternyata padepokan ini sudah cukup lama berdiri dan memiliki santri yang berasal dari beberapa wilayah.

“Padepokan itu berdiri sudah lima tahun dan santrinya dari daerah lain seperti Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten,” kata Wawan Gunawan, Kepala Desa Sekong pada Rabu,10 Maret 2021 kepada awak media.

Ajaran ini dianggap sesat karena adanya ritual mandi bersama tanpa busana yang wajib dilaksanakan oleh anggotanya. Selain itu, Sah juga mengajarkan ritual kawin gaib dan pelaksanaan ibadah bareng bersama wanita di tempat-tempat gelap.

Meskipun ritual mandi bersama tanpa busana ini sempat terhenti karena meninggalnya sang pemimpin Aliran sesat Hakekok, namun kegiatan itu kembali dilaksanakan oleh Sah.

Baca Juga: Update COVID-19 Dunia 13 Maret : Pasien Sembuh Yang Terus Bertambah Mencapai 96 Juta

Baca Juga: Pyeonggang Meminta Bantuan, Bocoran Sinopsis River Where The Moon Rises Episode 17

Lebih lanjut, disamping memulai kembali ritual mandi bersama tanpa busana ajaran Hakekok, Sah juga diketahui sering menggauli santri wanitanya. Bahkan, Sah pun tak ragu untuk menggauli dua anak tirinya yang telah ditinggal ibunya.

Dengan iming-iming akan diberikan ilmu yang tinggi kedua anak gadis tersebut digauli sah tanpa dinikahi.

Akibat hal tersebut, kekesalan warga sekitar memuncak dan melakukan pembakaran padepokan yang dipimpin Sah.

“Kemungkinan pembakaran itu akibat kekesalan warga karena Sah pemilik padepokan mengembangkan ajaran sesat,” terang Wawan tentang alasan pembakaran yang terjadi.

Baca Juga: Nana Tulus Mencintai Dewa, Alya Jadi Hamil? Berikut Bocoran Sinopsis Buku Harian Seorang Istri 13 Maret

Berdasarkan update berita terbaru yang dihimpun Tim Redaksi SalatigaTerkini.com, 16 orang anggota Hakekok dicokok petugas kepolisian dari Desa Karang Bolong, Kecamatan Cigeulis, Kabupaten Pandeglang.

Berbekal laporan warga, petugas Polres Pandeglang bersama Polsek Cigeulis mengamankan ke-16 pelaku yang sedang melakukan ritual mandi bersama di wilayah Perkebunan Sawit PT. Globalindo Agro Lestari (GAL) pada, Kamis 11 Maret 2021 lalu.

Ritual mandi bersama tanpa busana tersebut diikuti sebanyak 16 orang, terdiri dari lima orang anggota perempuan, delapan anggota laki-laki, dan tiga orang anak-anak.

“Betul, saat ini sudah kami amankan, dan mereka sedang menjalani pemeriksaan di Polres,” kata Kapolres Pandeglang, AKBP Hamam Wahyudi, dikutip SalatigaTerkini.com dari Tribrata News Polda Banten, Sabtu, 13 Maret 2021.***


Editor: Ari Pianto

Sumber: Pikiran Rakyat ANTARA PR Tasikmalaya


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah