Pakai Nama Vaksin Nusantara, Terawan Agus Putranto Kembangkan Vaksin Covid-19

- 19 Februari 2021, 17:06 WIB
Mantan Menteri Kesehatan (Menkes), Terawan Agus Putranto.
Mantan Menteri Kesehatan (Menkes), Terawan Agus Putranto. /Dok. Humas Setkab.

SalatigaTerkini - Di tengah suasana pandemi, penemuan vaksin Covid-19 adalah suatu kabar yang sangat melegakan.

Apalagi pemerintah menjadikan vaksinasi ini sebagai agenda utama yang wajib dilaksanakan.

China, sebagai negara tempat ditemukannya indikasi Covid pertama kali, telah berhasil memproduksi vaksin sendiri.

Negeri Tirai Bambu ini bahkan mampu menghasilkan jutaan dosis vaksin sinovac setiap bulannya.

Indonesia termasuk salah satu negara, selain China sendiri, Turki & Brasil, yang menyetujui pemakaian sinovac dari China.

Namun akan alangkah bangganya kita sebagai masyarakat Indonesia jika mampu menghasilkan vaksin sendiri dan tidak perlu mengimpornya dari negara lain.

Seperti diberitakan PikiranRakyat.com dalam artikel Tak Jadi Menteri Lagi, Terawan Agus Putranto Diam-Diam Ikut Kembangkan Vaksin Covid-19, harapan untuk Indonesia bisa memproduksi vaksin sendiri mungkin bukan hanya isapan jempol semata.

Mantan Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto diam-diam ikut mengembangkan vaksin Covid-19, Vaksin Nusantara, yang disinyalir bisa diberikan di segala usia, mulai dari anak-anak hingga diatas 60 tahun,serta bisa diberikan pada orang yang memiliki penyakit penyerta (komorbid).

Kabar perihal Vaksin Nusantara ini disampaikan Terawan di sela mendampingi kunjungan kerja anggota Komisi IX DPR RI di RSUP dr. Kariadi Semarang, Selasa, 16 Februari 2021 lalu.

"Dengan adanya dukungan dari Komisi IX DPR RI untuk memproduksi Vaksin Nusantara ini, maka mudah-mudahan ada percepatan karena untuk vaksin ini harus ada 'extraordinary' agar negara kita bisa sejajar dengan negara-negara produksi vaksin. Hanya saja platform kita berbeda," tutur Terawan, dilansir Antara.

Sebagaimana diberitakan Galamedianews.com dalam artikel, "Diam-diam Mantan Menkes Terawan Kembangkan Vaksin Covid-19, Efektif untuk Segala Usia dan Komorbid", ia menegaskan, kehadiran Vaksin Nusantara bukan sebagai saingan vaksin sebelumnya.

Bahkan kerja sama ini sudah dituangkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/2646/2020 tentang Tim Penelitian Uji Klinis Vaksin Sel Dendritik SARS CoV-2 pada tanggal 12 Oktober 2020.

Selama ini teknologi sel dendritik masih dilakukan untuk pengobatan kanker melalui teknik rekombinan dengan mengambil sel.

Kemudian dikembangkan di luar tubuh, sehingga dengan teknik tersebut, dapat dihasilkan vaksin.

Dalam dunia kedokteran, sel dendritik merupakan sel imun yang menjadi bagian dari sistem imun.
Di mana proses pengembangbiakan vaksin Covid-19 dengan sel dendritik akan terbentuk antigen khusus, kemudian membentuk antibodi.

Metode ini hanya pembibitan sel dengan tujuan memproduksi antibodi dalam tubuh. Prosesnya dapat ditunggu sekitar tiga hari kemudian setelah itu sel dendritiknya disuntikkan kembali ke dalam tubuh.

Salah seorang peneliti, Yetty Movieta Nency mengungkapkan, vaksin itu tengah dikembangkan oleh tim peneliti dari PT. Rama Emerald Multi Sukses (Rama Pharma) bersama AIVITA Biomedical asal Amerika Serikat, dan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.

Saat ini tim tengah melakukan serangkaian tahap uji klinis fase dua vaksin anti-Covid-19 yang diberi nama Vaksin Nusantara di Rumah Sakit Umum Pusat dr. Kariadi, Kota Semarang, Jawa Tengah.

"Pengembangan Vaksin Nusantara saat ini memasuki uji klinis fase kedua setelah fase pertama untuk mengetahui keamanan vaksin telah selesai dilaksanakan pada akhir Januari 2021 dengan hasil baik tanpa ada keluhan berat yang dirasakan oleh 27 sukarelawan vaksin," jelasnya.

Menurut dia uji klinis fase dua ini dilakukan untuk menentukan efektivitas vaksin yang nantinya akan diujikan kepada 180 sukarelawan vaksin.

Langkah itu dilakukan sebelum memasuki uji klinis fase tiga guna menentukan pengaturan dosis untuk 1.600 sukarelawan vaksin.

Ia menjelaskan salah satu metode vaksin yang sedang dikembangkan pihaknya saat ini adalah vaksin berbasis sel dendritik autolog yang merupakan komponen dari sel darah putih.

Tujuan pemberian vaksin, lanjut dia, untuk merangsang respon imun spesifik terhadap antigen spike dari SARS CoV-2.

Sel dendritik yang telah mengenali antigen akan diinjeksikan ke dalam tubuh kembali dan akan memicu sel-sel imun lain untuk membentuk sistem pertahanan memori terhadap virus corona.

"Prosedurnya bagaimana jadi dari subjek itu kita ambil darahnya kemudian kita ambil sel darah putihnya, kita ambil sel dendritiknya, kemudian di dalam laboratorium kita kenalkan dia dengan recombinan dari virus SARS CoV-2," jelasnya.

"Jadi kita kenalkan kemudian setelah itu sel dendritiknya menjadi pintar bisa mengenali, sudah tahu bagaimana mengantisipasi virus kemudian dia kita suntikkan kembali," sambungnya.

Kendati belum dapat dipastikan kapan Vaksin Nusantara siap diedarkan. Hanya saja, dengan adanya pengembangan vaksin anti-Covid-19 ini maka Indonesia bisa disejajarkan dengan negara lain dalam pengembangan vaksin Covid-19.

Bahkan, kata Yetty Movieta Nency, pengembangan vaksin Covid-19 dengan metode berbasis sel dendritik ini diklaim menjadi yang pertama di dunia.***(Tim PRMN 03/pikiran-rakyat.com)

Editor: Heru Nugroho

Sumber: Pikiran Rakyat Galamedia


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x