Hal itu disampaikan Gus Sahal melalui unggahan akun Twitter pribadinya @sahaL_AS, pada Sabtu, 13 Februari 2021.
Menurut Gus Sahal, kritik adalah cara terbaik untuk mendukung Presiden Jokowi dalam menjalankan pemerintahannya, dan bukannya membela dengan teguh saat kebijakan pemerintahan Presiden Jokowi dianggap salah.
Maka dari itu istilah fanatisme atau memuja adalah hal yang tidak baik untuk dilakukan.
Baca Juga: Arab Saudi Memperpanjang Masa Pembatasan COVID-19 20 Hari Lagi
“Cara terbaik mendukung Jokowi adalah dengan mengkritiknya secara terbuka kalau Jokowi keliru. Bukannya mencari-cari alasan untuk membelanya,” ungkapnya.
Lebih lanjut Gus Sahal mengatakan apabila kebijakan pemerintahan Presiden Jokowi itu benar dan bermanfaat, alangkah baiknya diapresiasi dan bukan malah berusaha menyerangnya.
“Tapi kalau dia benar ya harus diapresiasi. Bukannya mencari-cari dalih untuk menyerangnya,” katanya.
Baik pendukung atau pengkritik Presiden Jokowi sebaiknya bertindak dalam porsi yang wajar dan tidak berlebihan.
Cara terbaik mendukung Jokowi adalah dgn mengkritiknya scr terbuka kalo Jokowi keliru. Bukannya nyari2 alasan utk membelanya.
Tp kalo dia benar ya harus diapresiasi. Bukannya nyari2 dalih utk menyerangnya.
Fanatisme memuja dan fanatisme membenci itu sama2 bodoh. pic.twitter.com/ZGBoOTnuHp— akhmad sahal (@sahaL_AS) February 13, 2021
Tindakan fanatik dalam mencari celah untuk memuja atau membenci Presiden Jokowi sejatinya adalah hal yang salah.
“Fanatisme memuja dan fanatisme membenci itu sama-sama bodoh,” tandas Gus Sahal.