SalatigaTerkini - Merenungkan firman Tuhan siang dan malam merupakan perintah Tuhan seperti yang terkandung dalam Mazmur 1 ayat 2-3.
Merenungkan firman Tuhan diibaratkan seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.
Firman menjadi dasar dan makanan rohani bagi umat Kristiani. Kita memerlukan penyertaan Tuhan setiap harinya.
Seringkali ketika menjalani kehidupan, kita memegahkan diri di dunia dan melupakan bahwa semua terjadi karena kasih karunia Allah kepada kita.
Baca Juga: Jadwal Keberangkatan Kereta Api dari Stasiun Ciamis : KA Mutiara Selatan dan Lodaya
Baca Juga: Pada Gapeka 2023, 3 Stasiun di Wilayah 8 Surabaya ini di Reaktivasi
Rasa sombong ini membuat kita lupa bahkan mengabaikan perkatan Tuhan dan hidup dengan kehendak sendiri.
Namun pada akhirnya, hidup dalam kehendak kita sendiri akan melelahkan dan banyak kekecewaan yang akan dialami.
Pentingnya kita menyadari bahwa hidup dalam firman dan kehendak Tuhan merupakan dasar untuk menjalani kehidupan dunia.
Dalam artikel kali ini akan membahas renungan harian Kristen yang dapat digunakan untuk bahan renungan dan saat teduh.
Renungan hari ini berjudul "Tamu Asing Satu Atap" dan ayat Alkitab hari ini diambil dari 1 Petrus pasal 3 ayat 8.
Dan akhirnya, hendaklah kamu semua seia sekata, seperasaan, mengasihi saudara-saudara, penyayang dan rendah hati.
( 1 Petrus 3:8 )
Ada sebuah keluarga yang pada awalnya hubungan antara suami dan istri sangatlah harmonis.
Namun seiring dengan berjalannya waktu, tanpa sadar sang suami lebih mengutamakan pekerjaannya, sehingga membuat istrinya menjadi merasa terabaikan.
Selain itu, suami dan istri tersebut memiliki kesenangan masing-masing yang membuat mereka berjauhan hati, meskipun secara fisik mereka dekat.
Egoisme mereka akhirnya membuat satu dengan yang lain menjadi seperti orang asing.
Perasaan mereka menjadi saling menjauh, bahkan satu dengan yang lain seperti "tamu asing dalam satu atap".
Akhirnya, ketika kondisi hubungan mereka sudah sangat kritis dan mengarah pada perpecahan keluarga, sang suami disadarkan oleh Tuhan, bahwa selama ini keegoisannyalah yang membuat dia tinggi hati, sehingga dia tidak melayani keluarganya dengan baik.
Akhirnya, sang suami menaruh kerendahan hati untuk mengaku bersalah dan mulai mendengarkan perasaan istrinya.
Mereka kemudian didoakan dan akhirnya keluarga tersebut mengalami pemulihan dari Tuhan.
Dalam sebuah keluarga, dibutuhkan kerelaan kerendahan hati untuk melayani satu dengan yang lain.
Tembok-tembok egoisme dan perasaan yang paling benar harus dirobohkan. Dengan seia sekata dan seperasaan, serta masing-masing anggota keluarga menaruh kasih dan sayang, maka akan membuat keluarga menjadi semakin kuat dan harmonis.
Ketika suami dan isteri seperasaan dan saling mengasihi, suami akan tulus dan rela membantu istri mengerjakan pekerjaan rumah tangga, seperti membantu mencuci piring, membersihkan rumah dan lain-lain.
Baca Juga: Tata Cara Install dan Pendaftaran Aplikasi KAI ACCESS
Baca Juga: Jadwal Keberangkatan Kereta Api dari Stasiun Ciamis : KA Mutiara Selatan dan Lodaya
Demikian juga istri, akan selalu sukacita dalam melayani keluarga, menyiapkan keperluan suami dan anak-anak, bahkan juga dalam membantu bekerja, karena ada kerendahan hati untuk selalu menyayangi dan mengasihi keluarga.
Keluarga bukanlah seperti kerajaan dimana suami adalah raja yang harus selalu dilayani.
Keluarga menggambarkan tubuh Kristus yang diikat dengan kasih Kristus, untuk saling melayani dan bukan dilayani. Mari kita saling seia sekata, seperasaan, mengasihi, menyayangi, dan saling merendahkan hati untuk melayani keluarga kita. Amin.
Demikian informasi mengenai renungan harian Kristen Sabtu, 10 Juni 2023. Semoga melalui renungan hari ini pembaca akan lebih mengerti isi dan kehendak hati Tuhan. Tuhan Yesus Memberkati.***