SalatigaTerkini - Mantan politikus Partai Nasdem Niluh Djelantik keluhkan menjamurnya fotografer asing yang tinggal dan bekerja di Bali.
Lewat postinganya di Instagram @niluhdjelantik, Niluh Djelantik menyebut jika banyak fotografer lokal yang mengeluh soal banyaknya fotografer asing ilegal yang berada di Bali.
Menurut penuturannya, fotografer lokal meminta kesetaraan yang seharusnya juga dilakukan oleh Warga Negara Asing yang bekerja di Bali.
"Banyak photografer mengadu ke Mbok Niluh terkait kegiatan photografer WNA yang menjamur di Bali. Mereka tidak takut bersaing. Mereka hanya ingin kesetaraan perlakuan. Menjadi fotografer itu tidak murah. Selain bakat dan kemampuan networking, peralatan yang digunakan juga mahal," kata Niluh Djelantik.
Baca Juga: Judul Film dan Drama Korea yang Dibintangi Oleh Go Bo-Gyeol Ada Hi Bye Mama
Baca Juga: Profil dan Biodata Pemeran Utama Drama Korea Terbaru The Heavenly Idol : Go Bo-Gyeol
Wanita yang akrab disapa Mbok Niluh itu mengatakan bahwa fotografer asing yang berada di Bali dapat mudah menetap di Bali bahkan hidup mewah dengan biaya hidup murah.
"Karena mereka sangat solid mendukung kaumnya, paspor yang memungkinkan mereka melakukan perjalanan tanpa apply visa disaat sama mereka bisa menetap di Bali dengan biaya lebih kecil bahkan tak jarang gaya hidupnya hedon makan resto sana sini tinggal di villa mewah patungan bahkan disewakan ke teman-temannya," katanya.
Niluh menegaskan bahwa fotografer lokal tidak anti WNA, namun jika hidup dan bekerja bertahun-tahun di Bali, seharusnya mereka diperlakukan sama seperti warga lokal dari ijin hingga pajak.
"Mbok tidak anti WNA yang bekerja/punya usaha di Indonesia. Mbok memperjuangkan kesetaraan keadilan yang juga berhak didapatkan oleh warga lokal. Warga lokal harus punya izin? WNA musti punya juga dong. Warga lokal harus bayar pajak? WNA musti bayar juga dong," ujarnya.
Baca Juga: Profil dan Biodata Pemeran Utama Drama Korea Terbaru The Heavenly Idol : Kim Min-Kyu
Jika hal serupa terus terjadi, Niluh khawatir rejeki warga masyarakat lokal bakal seret bahkan mati, lantaran kesetaraan tidak berlaku bagi WNA.
"Jika terjadi pembiaran sosialisasi minim terkait syarat WNA bekerja/berusaha di Indonesia. Bayangkan berapa periuk nasi orang Indonesia yang diambil jika tak memiliki izin lengkap untuk aktivitas yang jelas-jelas menghasilkan
uang ?????," ujarnya lagi.
Demikian informasi terkait mantan politikus Nasdem yang keluhkan soal fotografer asing ilegal yang matikan rejeki fotografer lokal di Bali.***