Renungan Harian dan Saat Teduh Kristen Sabtu, 24 Desember 2022, Kepura-Puraan Yang Menghalangi

23 Desember 2022, 06:50 WIB
Foto ilustrasi Yesus /Felix Tendeken/

SalatigaTerkini - Merenungkan firman Tuhan siang dan malam merupakan perintah Tuhan seperti yang terkandung dalam Mazmur 1 ayat 2-3.

Merenungkan firman Tuhan diibaratkan seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.

Firman menjadi dasar dan makanan rohani bagi umat Kristiani. Kita memerlukan penyertaan Tuhan setiap harinya.

Baca Juga: Renungan Harian dan Saat Teduh Kristen Sabtu, 24 Desember 2022, Kepura-Puraan Yang Menghalangi

Baca Juga: Renungan Harian dan Saat Teduh Kristen Jumat 23 Desember 2022, Pesan Tuhan Kepada Maria Membawa Perubahan

Seringkali ketika menjalani kehidupan, kita memegahkan diri di dunia dan melupakan bahwa semua terjadi karena kasih karunia Allah kepada kita.

Rasa sombong ini membuat kita lupa bahkan mengabaikan perkatan Tuhan dan hidup dengan kehendak sendiri.

Namun pada akhirnya, hidup dalam kehendak kita sendiri akan melelahkan dan banyak kekecewaan yang akan dialami.

Pentingnya kita menyadari bahwa hidup dalam firman dan kehendak Tuhan merupakan dasar untuk menjalani kehidupan dunia.

Dalam artikel kali ini akan membahas renungan harian Kristen yang dapat digunakan untuk bahan renungan dan saat teduh.

Renungan hari ini berjudul " Kepura-Puraan Yang Menghalangi" dan ayat yang diambil pada hari ini ialah Lukas pasal 9 ayat 9.

Masih ingatkah Anda dengan renungan di bulan sebelumnya di tanggal yang sama?

Renungan itu menceritakan tentang kepura-puraan raja Herodes untuk menyembah Yesus yang diberi judul Artificial Worship.

Kepura-puraan dengan agenda tersembunyi yang hendak dilaksanakan begitu bertemu dengan Yesus.

Karena gagal bertemu dengan Yesus membuat dia geram dan akhirnya membunuh bayi-bayi di bawah satu tahun.

Tokoh Herodes bukan tokoh utama dalam peristiwa Natal tetapi justru merupakan salah satu tokoh yang penting dalam peristiwa itu.

Kita sebut saja dia sebagai tokoh antagonis di dalam peristiwa Natal. Sikap kepura-puraannya tidak saja berdampak bagi dirinya sendiri tetapi juga bagi orang-orang yang ada disekitarnya.

Setelah sebelumnya, ketika orang majus dari Timur menemui dirinya sendiri karena hendak mencari raja yang baru lahir dan berniat ingin menyembah-Nya, dia pun berniat ingin menyembahnya pula (Matius 2:8-... kabarkanlah supaya aku pun datang menyembah Dia).

Dalam dunia politik dan bahkan di sekitar kita sikap ini sering muncul selayaknya hanya peran dalam sebuah pertunjukan sandiwara.

Sikap kepura-puraan Herodes berkembang bukan hanya pada saat itu, berkembang terus hingga ketika dia merasa diperdaya oleh orang-orang Majus sehingga menimbulkan tindakan yang kejam tetapi ini terus berlanjut hingga di masa selanjutnya, ketika tersiar kabar bahwa Yesus membuat segala macam mujizat.

Kegeramannya semakin menjadi-jadi. Keinginan untuk menjumpa dengan Yesus memang menarik untuk menjadi catatan bagi kita seperti yang dituliskan dalam Injil Lukas, namun keinginan hanya tinggal keinginan ketika tidak ada perubahan yang nyata yang terjadi.

Kiranya di hari menjelang kita merayakan Natal, sikap Herodes mengingatkan kita bahwa kita harus berubah menjadi pribadi yang lain-menjadi manusia baru ketika kita benar-benar bertemu dengan Yesus.

Baca Juga: Arti dan Makna Serta Terjemahan Bahasa Indonesia Lagu Natal 2022 : Jingle Bells

Tanggalkan sikap kepura-puraan kita sehingga kita bertemu dengan-Nya dengan jujur ​​dan tulus, apa adanya. Amin.

Demikian informasi mengenai renungan harian Kristen Jum'at, 23 Desember 2022. Semoga melalui renungan hari ini pembaca akan lebih mengerti isi dan kehendak hati Tuhan. Tuhan Yesus Memberkati.***

Editor: Ari Pianto

Sumber: Bethelarea.org

Tags

Terkini

Terpopuler