Akan Ada Fenomena Alam Apa di Tanggal 21 Desember 2022 ? Ternyata Ini yang Akan terjadi

15 Desember 2022, 06:44 WIB
Ada Peristiwa Apa Pada 21 Desember 2021? Simak Prediksi Fenomena 21 Desember 2021 Hingga Viral di TikTok /Pexels


Salatiga Terkini - Berikut ini informasi fenomena 21 Desember 2022 yang akan terjadi di Indonesia serta dunia.

Banyak masyarakat yang ingin tahun fenomena alam yang terjadi tanggal 21 Desember 2022.

Terlebih dalam beberapa hari terkahir viral di media sosial mengenai pertanyaan ada apa dengan tanggal 21 Desember 2022.

Viralnya narasi tersebut membuat masyarakat penasaran, sehingga banyak yang mencari menggunakan kata kunci ada apa di tanggal 21 Desember 2022 dan fenomena 21 Desember.

Sebenarnya akan ada fenomena apa pada tanggal 21 Desember 2022 ? Berikut ini infomasinya.

Baca Juga: Hari ini 15 Desember 2022 Memperingati Hari Apa ? Berikut Penjelasan Lengkapnya

Dikutip dari situs resmi Badan Ristek dan Inovasi Nasional (BRIN) pada tanggal 21 Desember 2022 akan terjadi fenomena alam yang dinamakan Solstis.

Apa itu fenomena Solstis ? Berdasarkan informasi dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) telah menegaskan fenomena Solstis tidak berbahaya.

Fenomena Solstis Desember adalah salah satu peristiwa antariksa yang terjadi setiap tahun dan berlangsung serta dikenal sebagai titik balik matahari. Fenomena antariksa ini hanya mempengaruhi perubahan musim saja.

Solstis adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan fenomena terjadinya hari terpendek dan hari terpanjang dalam setahun.

Solstis terjadi karena posisi bumi terhadap matahari yang membuat sudut pandang dari bumi ke matahari berubah-ubah sepanjang tahun.

Baca Juga: Tanggal 15 Desember 2022 Memperingati Hari Apa , Ada Peristiwa Apa ? Ini Informasi Lengkapnya

Fenomena ini disebabkan oleh kemiringan sumbu Bumi pada sudut 23,5 derajat terhadap bidang orbitnya mengelilingi Matahari.

Pada solstis musim panas, bumi berada pada posisi tertentu dalam orbitnya sehingga sudut pandang dari bumi ke matahari adalah paling dekat, yang menyebabkan hari terpanjang dalam setahun.

Pada solstis musim dingin, posisi bumi berubah sehingga sudut pandang dari bumi ke matahari adalah paling jauh, yang menyebabkan hari terpendek dalam setahun.

Ketika mencapai puncak orbitnya, Bumi bagian utara dan selatan bisa mendapat sinar matahari dengan durasi yang berbeda. Dalam setahun Solstis terjadi dua kali, yaitu bulan Juni dan Desember.

Baca Juga: Innalillahi, Otis Pamutih Pemeran Pak RT di Sitkom 'Suami-Suami Takut Istri' Meninggal Dunia

Mengutip dari situs edusainsa.brin.go.id, Solstis Juni atau titik balik Matahari di bulan Juni adalah ketika Matahari berada paling utara dari ekuator saat tengah hari.

Sementara Solstis Desember atau titik balik Matahari di bulan Desember adalah ketika Matahari berada paling selaran dari ekuator saat tengah hari.

Menurut informasi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Solstis bulan Juni terjadi antara tanggal 20-21 Juni tiap tahun. Sementara Solstis bulan Desember berlangsung antara 20-21 Desember.

Namun, ada kemungkinan jadwal fenomena ini juga bisa mengalami pergeseran. Namun periode pergeserannya membutuhkan waktu ratusan hingga ribuan tahun.

Berdasarkan data yang disampaikan BRIN, bahwa 9250 SM, Solstis Juni terjadi 19 Juni dan Solstis Desember terjadi 18 Desember. Lalu 1250 M, Solstis Juni terjadi 22 Juni dan Solstis Desember pada 22 Desember.

Masih mengutip dari BRIN, perbedaan waktu siang pada saat Solstis Juni dan Sember tidak begitu signifikan, berikut daftarnya:

Baca Juga: Ada Apa di Tanggal 21 Desember 2022, Sampai Tidak Boleh Keluar Malam ? Berikut Penjelasan Lengkapnya

Kupang

Solstis Juni: siang hari 11,5 jam
Solstis Desember: siang hari 12,75 jam

Pulau Jawa

Solstis Juni: siang hari 11,65-11,75 jam
Solstis Desember: siang hari 12,55-12,45 jam

Pontianak

Solstis Juni: siang hari 12,1 jam
Solstis Desember: siang hari 12,1 jam

Sabang

Solstis Juni: siang hari 12,5 jam
Solstis Desember: siang hari 11,8 jam

Perlu diketahui, fenomena Solstis Desember di Indonesia ini hanya berpengaruh pada musim hujan saja. Sehingga tidak berbahaya, oleh karena itu narasi yang beredar di media sosial tidak boleh keluar malam tidak benar.***

Editor: Heru Nugroho

Sumber: LAPAN BRIN

Tags

Terkini

Terpopuler