Waspada Cuaca Ekstrem!!! BMKG Deteksi Badai La Nina di Samudra Pasifik

30 Oktober 2021, 16:16 WIB
Waspada Cuaca Ekstrem!!! BMKG Deteksi Badai La Nina di Samudra Pasifik /Pexels/Axel Powell

SalatigaTerkini - Berikut ini informasi tentang “Waspada Cuaca Ekstrem!!! BMKG Deteksi Badai La Nina di Samudra Pasifik” yang akan dirangkum oleh tim redaksi salatigaterkini.com dalam artikel berikut ini.

Baru-baru ini pihak BMKG atau Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika sejak awal Oktober telah berhasil mendeteksi adanya pendinginan suhu permukaan air laut di samudra pasifik ekuator.

Dijelaskan oleh BMKG bahwa pendinginan suhu muka air laut di samudra pasifik mencapai minus 0,61 derajat celcius yang menunjukan tanda terjadinya badai La Nina.

Terlihat dalam catatan BMKG penurunan suhu dingin permukaan air laut di samudra pasifik telah melewati ambang batas 0,5 sebagai syarat terjadinya badai La Nina dengan intensitas lemah.

Baca Juga: TERUDATE Rangkuman Sebaran Covid-19 Global Hari Ini 30 Oktober 2021 : 469.661 Kasus Baru

Dalam beberapa waktu ini, pada dasarian tiga Oktober, penurunan suhu muka laut di Samudra Pasifik ekuator terus bertahan, bahkan terdeteksi mencapai minus 0,92 dan apabila mencapai satu, maka La Nina sudah mencapai level moderat atau menengah.

La Nina merupakan fenomena yang dikontrol oleh perbedaan suhu muka air laut antara Samudra Pasifik bagian tengah (ekuator) dengan wilayah perairan Indonesia, sehingga suhu muka laut di wilayah Indonesia menjadi lebih hangat.

Kondisi tersebut menyebabkan tekanan udara yang mendorong pembentukan awan serta berdampak pada peningkatan intensitas curah hujan.

Seperti yang terjadi pada La Nina pada 2020, terlihat adanya peningkatan intensitas curah hujan 20-70 persen lebih tinggi dari normalnya dalam sebulan.

Baca Juga: Dituding Didepak dari Sinetron Pernikahan Dini Lantaran Berantem dengan Agnez Mo, Errina GD: Cuma Ribut

Kondisi tersebut tentu semakin mengkhawatirkan terlebih lagi Indonesia saat ini memasuki musim hujan. Maka perlu diwaspadai potensi terjadinya peningkatan bencana hidrometeorologi.

BMKG bersama badan meteorologi dunia lainnya yang turut memantau fenomena La Nina memprediksikan La Nina tahun ini akan berdampak, setidaknya sama dengan 2020 pada level lemah hingga moderat dan akan bertahan hingga Februari 2021.

Berdasarkan pantauan BMKG, hingga pertengahan Oktober sebanyak 20 persen wilayah Zona Musim (ZOM) di Indonesia telah memasuki musim hujan, namun sebagian juga masuk pada September.

Pada kejadian La Nina 2020, terjadi peningkatan curah hujan di berbagai wilayah Indonesia, terutama di Sumatera bagian selatan, Jawa, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Selatan.

Baca Juga: Media Jepang Mengaku Permainan dalam Serial 'Squid Game' Bukan Berasal dari Korea

Mengenai kondisi tersebut, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan menurut diprediksi akan terjadi peningkatan curah hujan secara konsisten mulai dari bulan November hingga Januari 2022. 

Pada bulan November, beberapa wilayah di Indonesia telah diprediksi akan meningkat curah hujan bulanan 70, bahkan dapat mencapai 100 persen.

Sementara pada November 2021, diprediksi peningkatan curah hujan merata di Jawa, Bali, NTB dan cukup merata di NTT serta secara sporadis di Sumatera, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan dan Maluku Utara.

Pada Desember 2021, diprediksi semakin meningkat di Jawa, Bali, NTB, NTT. Di Sumatera Utara, Kalimantan Selatan dan sporadis di Kalimantan Timur serta Sulawesi Selatan.

Baca Juga: Kabar Baik! Kasus Covid-19 Indonesia Menurun, Aktivitas Penduduk di Pusat Belanja Meningkat 22,14 Persen

Meski sebagian daerah diprediksi mengalami dampak La Nina, sehingga mengalami peningkatan curah hujan, ada beberapa daerah yang justru kekurangan air karena intensitas hujan menurun, seperti Sumatera yang curah hujan sporadis dan Kalimantan Barat.

Pada Januari 2022 dampak La Nina semakin meluas di Jawa, Bali, NTB, sebagian NTT, sporadis di Sumatera, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan sporadis di Kalimantan Timur serta hampir merata di Sulawesi.

Kemudian pada Februari 2022 diprediksi curah hujan meningkat di beberapa wilayah, masih merata dan meluas di Jawa, Bali, NTB dan NTT lebih tinggi.

Selain dampak La Nina, perlu diwaspadai badai tropis yang sering terjadi pada Januari-Februari yang muncul di wilayah NTT.

Berikut tadi informasi tentang “Waspada Cuaca Ekstrem!!! BMKG Deteksi Badai La Nina di Samudra Pasifik” yang telah dirangkum oleh tim redaksi salatigaterkini.com.

Nantikan informasi terbaru dan terkini seputar prakiraan cuaca di Indonesia hanya di portal berita salatigaterkini.com.***



Editor: Mohamad Thoriq Alauddin

Sumber: BMKG

Tags

Terkini

Terpopuler