Buntut Kasus Swab PCR 'Ghaib' RSUD Bangil, Keluarga Korban Tuntut Permohonan Maaf

26 Juni 2021, 14:52 WIB
Sebelum kembali ke rumah masing-masing PMI akan dilakukan tes swab PCR guna mencegah penularan COVID-19. /Pixabay/ v-3-5-N-a

SalatigaTerkini -Kejadian yang cukup menghebohkan terjadi di Pasuruhan, seorang warga mendapat hasil test l swab PCR 'gaib' RSUD Bangil, Kabupaten Pasuruan.

Kejadian ini bermula saat Syarifah Torayyah (54) warga Kelurahan Kidul Dalem, Kecamatan Bangil, hendak melakukan tindakan medis penyakit persendian di PHC Surabaya.

Karena masih dalam kondisi pandemi, PHC Surabaya meminta pasien membawa keterangan negatif COVID-19.

"Pihak PHC Surabaya menyarankan ibu saya tes di lokasi terdekat dengan domisili. Akhirnya tes ke RSUD Bangil," kata anak si pasien, Salman Fariz (33).

Baca Juga: Innalillahi, Gus Miftah Berduka: Selamat Jalan Adek ku

Agar lebih mudah, Pihak PHC Surabaya menyarankan pasien melakukan tes di lokasi terdekat dengan domisilinya.

Kemudian pada tanggal 15 Juni 2021, pasien melakukan swab mandiri di RSUD Bangil yang dekat dengan domisili pasien. Sehari kemudian hasil tes keluar dan dinyatakan negatif. Tanggal 17 Juni, dia langsung menuju ke PHC Surabaya untuk tindakan medis.

Namun, tiba-tiba keluarga dikejutkan dengan kehadiran satgas covid beserta perangkat desa ke rumah pasien.

"Tiba-tiba tanggal 23 Juni satgas COVID datang, bawa hasil tes tanggal pemeriksaan 21 Juni, dengan hasil tanggal 22 Juni, positif COVID-19. Padahal tanggal 21 Juni ibu kami tidak melakukan pemeriksaan (Swab)," kata Salman.

Baca Juga: Oknum TNI Penembak Pemred Media Lokal di Sumatera Utara Sudah Diamankan

Saat petugas datang ke rumah membawa surat positif COVID-19, keluarga pasien kaget. Apalagi saat itu petugas bersama pihak RT, RW dan kelurahan. Psikologis keluarga shok.

"Warga dan tetangga takut ya. Ikut kaget. Apalagi rumah kami dekat pasar," tandasnya.

Kini pihak keluarga meradang dan menuntut rumah sakit meminta maaf secara terbuka atas Swab PCR 'Ghaib'. Sebab, psikologis keluarga pasien down.

"Kami merasa dirugikan secara psikologis dan sosial. Warga merasa takut karena itu. Kami hanya minta rumah sakit meminta maaf secara terbuka," kata Salman Fariz (33), anak pasien yang menerima hasil swab PCR salah, Sabtu, 26 Juni 2021.

Salman juga meminta rumah sakit membersihkan nama ibunya dari daftar pasien positif COVID-19. "Kami minta pembersihan nama," tandas Salman.***

 

Editor: Ari Pianto

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler