Penambahan Kasus Melonjak, RSUD Loekmono Hadi Kudus Tambah Personel Tenaga Medis

4 Juni 2021, 14:14 WIB
covid-19 kudus /tangkapan layar/Pemkab Kudus

SalatigaTerkini - Hingga saat ini penambahan kasus COVID-19 di Kabupaten Kudus terus melonjak sehingga terlihat adanya penambahan personel tenaga kesehatan di RSUD Loekmono Hadi Kudus.

Hal tersebut terjadi karena adanya penambahan tempat tidur pasien di RSUD Loekmono Hadi Kudus yang sebelumnya berjumlah 172 tempat tidur menjadi 212 tempat tidur yang mensyaratkan penambahan personel tenaga kesehatan.

Dikatakan oleh Abdul Aziz Achyar selaku Direktur RSUD Loekmono Hadi Kudus bahwa selain penambahan jumlah tempat tidur pasien namun penambahan tenaga kesehatan pun juga diperlukan karena sebagian dari tenaga kesehatan terpapar virus COVID-19.

Baca Juga: Kasus Covid-19 di Kudus Melonjak Tajam, Pandam: Segera Terjunkan 450 Personil ke Desa

“Tambahan tenaga medis sudah realisasi. Jadi kemarin ada tambahan dari dokter paru dan penyakit dalam. Perawat juga datang 30-an,” ujar Aziz kepada pihak media pada hari Kamis, 3 Juni 2021.

Aziz juga tidak menampik apabila beberapa rumah sakit lain saat ini juga masih membutuhkan tenaga kesehatan.

Tak hanya penambahan tenaga kesehatan, pihaknya juga telah melakukan evaluasi.

Baca Juga: Dalam Semalam Tiga Pernikahan Dibubarkan Satuan Tugas Covid-19 Kabupaten Kudus Karena Melanggar Prokes

Evaluasi tersebut dilakukan setelah Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Ganip Warsito meninjau rumah sakit. Evaluasi tersebut juga melibatkan sejumlah pejabat di tingkat pusat.

“Kami langsung difasilitasi dari BNPB di situ ada dokter Mayjen Tugas Ratmono sebagai Kepala Pusat Kesehatan TNI dan juga Direktur RS Wisma Atlet yang ada di Jakarta,” kata dia.

Sementara itu dalam evaluasi tersebut, bahwa  terdapat beberapa yang perlu untuk dibenahi.

Antara lain penetapan zona merah di ruang isolasi.

“Kami sepakati tentang penetapan zona merah area pada ruang isolasi. Jadi jelas mana yang harus melalui ini dan sebagainya,” kata dia.

Aziz juga menambahkan bahwa dalam evaluasi tersebut juga telah dibentuk team work leveling, yang bermaksud apabila terjadi kekurangan dokter spesialis, maka dokter umum dapat dilibatkan dengan sistem pendelegasian.

“Jadi ada sistem pengawasan, kekurangan tenaga medis bisa diatasi,” ujar dia.

Meski begitu, kata Aziz, sampai saat ini masih terjadi antrean pasien di Instalasi Gawat Darurat (IGD). Sebab, diakuinya kasus di Kudus belum menunjukkan tren penurunan.

“Tapi (antrean pasien) sudah mulai agak terurai,” kata dia.***

Editor: Christian Philips Ardiyanto

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler