Menkes Budi Gunadi Klaim Angka Penularan Covid-19 Menurun, Meski Positivity Rate Tnggi

18 Februari 2021, 12:05 WIB
Calon penumpang mengantre untuk menaiki bus Transjakarta di Halte Harmoni, Jakarta, Kamis (4/6/2020), Menkes klaim tren penularan Covid-19 di Indonesia alami penurunan. /Antara Foto/Wahyu Putro A

SalatigaTerkini - Kenaikan yang terus menerus atas angka penularan Covid-19 di Indonesia dan dunia membuat beberapa dari kita pesimis akan hilangnya pandemi ini dari muka bumi.

Virus ini diduga berawal dari kota Wuhan China, yang dikenal dengan virus corona dan merebak ke seantero penjuru dunia sejak Desember 2019 lalu dan lantas kita kenal dengan sebutan Covid-19.

Baca Juga: Nissa Sabyan Dituding Pelakor, Istri Ayus Sabyan Layangkan Cerai Tuntut Hak Asuh Anak

Pandemi covid-19 tak hanya menyerang kesehatan saja, namun semua sektor kehidupan manusia.

Budi Gunadi, Menteri Kesehatan RI, yang kemarin sempat melakukan lawatan kerja bersama Jokowi ke Pasar Tanah Abang, menyebutkan laju penularan Covid-19 di Indonesia cenderung mulai turun meskipun angka positivity rate masih tinggi dalam dua pekan terakhir.

Budi Gunadi memastikan tingginya angka positivity rate bukan disebabkan oleh angka penulara yang meningkat.

Baca Juga: Vaksinasi Covid-19 Pedagang Pasar di Jawa Barat Dijadwalkan Awal Maret

"Baik kasus konfirmasi positif maupun pasien yang masuk dirawat di rumah sakit sejak dua minggu terakhir sudah turun," kata Budi seperti dilansir oleh Pikiran-Rakyat.com dalam artikel Meski Positivity Rate Masih Tinggi, Menkes Klaim Tren Penularan Covid-19 di Indonesia Turun, dari Anadolu Agency.

Dirinya mengatakan angka positivity rate menjadi tinggi lantaran jumlah tes RT-PCR selama empat hari terakhir menurun akibat libur Imlek. Pola ini selalu terjadi setiap masa libur panjang.

Baca Juga: 5 Artis Bernama Jennifer yang Kecantikannya Tak Dapat Dibantah

Sedangkan tren penurunan kasus sudah terlihat sejak dua pekan lalu dan juga dibuktikan oleh menurunnya jumlah pasien yang membutuhkan perawatan di rumah sakit.

Tren kasus positif harian mulai menurun setelah sempat meningkat signifikan akibat libur panjang akhir tahun lalu.

Budi mengatakan, Indonesia telah melewati masa puncak penularan akibat dampak libur panjang tersebut.

Baca Juga: Jennifer Jill Diduga Ditangkap Polisi Karena Narkoba, Ajun Perwira Masih Berstatus Saksi

"Juga dampak penerapan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) sesudah libur Natal dan Tahun Baru sehingga mengurangi laju penularan," ujar Budi.

Meski demikian, dirinya mengatakan positivity rate Indonesia pada hari-hari normal pun masih tergolong tinggi karena berada pada kisaran di atas 20 persen.

Namun angka tersebut diduga tidak menggambarkan situasi penularan yang sesungguhnya.

Pasalnya, banyak rumah sakit dan laboratorium yang hanya mengirimkan data kasus positif dan tidak memberikan hasil pemeriksaan yang negatif kepada pemerintah pusat karena sistem pelaporan yang rumit.

Baca Juga: Aldi Taher Siap Maju Pilkada 2024 Jadi Wakil Gubernur DKI Jakarta

Selain itu, menurutnya terdapat kemungkinan positivity rate masih tinggi lantaran jumlah tes yang dilaksanakan masih kurang dan belum sebanding dengan jumlah penularan yang terjadi.

Pemerintah berencana menggunakan tes cepat antigen untuk mempercepat pelaksanaan tes dan penelusuran kontak.

"Dengan luasnya target pemeriksaan, diharapkan bahwa positivity rate yang ada lebih menggambarkan keadaan yang sesungguhnya," tutur Budi.***(Billy Mulya Putra/Pikiran-Rakyat.com)

Editor: Heru Nugroho

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler