Bau Nyale, Tradisi Unik Suku Sasak untuk Mengenang Putri Mandalika

- 4 Maret 2021, 12:50 WIB
Masyarakat kabupaten Lombok Tengah menggelar tradisi Bau Nyale dalam situasi pandemi Covid-19 dengan menerapkan sejumlah persyaratan.
Masyarakat kabupaten Lombok Tengah menggelar tradisi Bau Nyale dalam situasi pandemi Covid-19 dengan menerapkan sejumlah persyaratan. /Dok. Warta Lombok

SalatigTerkini - Sejumlah warga mengumpulkan "Nyale" (cacing laut warna-warni) di Pantai Seger, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Kuta, Praya, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), Kamis, 4 Maret 2021. 

Pesta atau upacara Bau Nyale merupakan sebuah peristiwa dan tradisi yang sangat melegenda dan mempunyai nilai sakral tinggi bagi Suku Sasak, Suku asli Pulau Lombok. 

Festival Bau Nyale yang digelar tiap tahun dan selalu rame di padati warga lombok ini ternyata memiliki kaitan cerita rakyat tentang Putri Mandalika.

Baca Juga: Akhirnya, Pemeran Live Action Pinocchio Dibocorkan

Putri Mandalika, seorang putri cantik yang menjelma menjadi cacing nyale dan muncul sekali dalam setahun di Pantai Lombok. 

Putri Mandalika adalah putri dari pasangan Raja Tonjang Beru dan Dewi Seranting. Raja ini terkenal karena kebijaksanaannya sehingga rakyatnya sangat mencintainya karena mereka hidup makmur.

Saat dewasa Putri Mandalika tumbuh menjadi seorang gadis yang sangat cantik dan kecantikannya tersebar ke seluruh pulau Lombok.

Baca Juga: Mahasiswa Tertembak Mati Dalam Protes Myanmar, Dia Meninggalkan Surat yang Meminta Agar Organnya Didonasikan

Pangeran-Pangeran dari berbagai Kerajaan seperti Kerajaan Johor, Kerajaan Lipur, Kerajaan Pane, Kerajaan Kuripan, Kerajaan Daha, dan kerajaan Beru berniat untuk mempersuntingnya.

Halaman:

Editor: Ari Pianto

Sumber: Wikipedia.org


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x