SalatigaTerkini - Festival yang diadakan dalam memperingati 1 Muharram 2022 ini dipercaya sudah ada sejak abad ke-19 masehi.
Festival Tabuik adalah bagian dari peringatan wafatnya Hussein bin Ali cucu dari Nabi Muhammad SAW yang wafat dalam perang di padang Karbala.
Tabuik berasal dari bahasa arab ‘tabut’ yang berarti peti kayu. Dalam legenda yang dipercayai masyarakat Pariaman setelah wafatnya Hussein bin Ali cucu dari Nabi Muhammad SAW, munculah kuda bersayap dan berkepala manusia yang disebut buraq yang menerbangkan ke langit kotak kayu yang berisi potongan jenazah Hussein.
Tradisi Tabuik yang dirayakan setiap tahun masyarakat Pariaman membuat tiruan dari buraq yang sedang mengusung tabut di punggungnya.
Baca Juga: Mengenal 5 Tradisi Sakral Tahun Baru Islam 1 Muharram 2022 Masyarakat Suku Sunda
Baca Juga: Idul Yatama 10 Muharram 1444 H: Mengenal Lebaran Anak Yatim 2022 dan Keutamaannya
Hingga pada tahun 1910, munculah kesepakatan antar nagari untuk menyesuaikan perayaan Tabuik dengan adat istiadat Minangkabau, sehingga berkembang menjadi seperti yang ada saat ini.
Rangkaian tradisi tabuik di Pariaman terdiri dari tujuh tahapan ritual tabuik yaitu :
1. Mengambil tanah
2. Menebang batang pisang
3. Mataam
4. Mengarak jari-jari
5. Mengarak sorban
6. Tabuik naik pangkek
7. Hoyak tabuik
8. Membuang tabuik ke laut.
Baca Juga: Doa dan Amalan Saat Malam Satu Suro atau Malam 1 Muharam Agar Dijauhkan Dari Malapetaka
Tradisi unik Festival Tabuik ini dilaksanakan di Pantai Gandoriah pada puncak acara.
Sehingga Festival Tabuik di Sumatera Barat ini menjadi daya tarik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara.
Demikian informasi mengenai sejarah, legenda, dan rangkaian Tradisi Tabuik yang diselenggarakan di Sumatera Barat.***