SalatigaTerkini - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Daryono sempat memperingatkan masyarakat untuk waspada adanya megathrust.
"Mag 6.6 kedalaman 40 km. Mekanisme sumber sesar naik (thrusting) berasosiasi dengan sumber gempa megathrust Selat Sunda," bunyi cuitan Daryono pada 14 Januari 2022 lalu.
Peringatan tersebut berkaitan dengan gempa di Ujung Kulon M 6,6 yang berimbas hingga Jakarta, meskioun tidak ada potensi adanya tsunami.
Lalu apa itu Megathrust?
Baca Juga: Berita Terkini! Gempa Jakarta Berkekuatan 6.7 M, Tak.Berpotensi Tsunami
Baca Juga: Update Gempa Flores Timur NTT!!! Terdapat 20 Gempa Susulan, Warga Diminta Tetap Waspada
Dilansir tim SalatigaTerkini dari majalah mingguan Ilmu Bumi, Eos, megathrust adalah pecahnya batas lempeng yang terjadi di bidang kontak dua lempeng tektonik, yang bertemu di zona subduksi.
Karena gerakan relatif lempeng itu tak terbendung, tekanan terakumulasi di area dua lempeng tersebut saling terkunci. Pada akhirnya, hal itu pun dilepaskan melalui gempa megathrust.
Sumber gempa megathrust biasanya ada di bawah laut, sehingga sulit mengamatinya dengan rinci menggunakan pengukuran seismik, geodesi, dan geologis.
Megathrust memiliki potensi menimbulkan tsunami yang karena ada pergerakan besar vertikal dasar laut selama gempa.
Baca Juga: BREAKING NEWS, Kabupaten Malang Diguncang Gempa 5.3 Magnitudo
Perlu ditekankan bahwa megathrust bukan gempa, namun lokasinya bisa menjadi sumber gempa jika lempeng-lempengnya bergerak dan gempa di kawasan megathrust juga tidak selalu gempa besar.
Demikian informasi terkait pengertian gempa megathrust yang sempat disinggung BMKG.***