SalatigaTerkini - Warga China lakukan unjuk rasa atas kebijakan lock down yang diterapkan oleh pemerintah, imbas kasus Covid-19.
Pembatasan tersebut membuat masyarakat di China menjadi semakin frustrasi dengan kebijakan Covid-19, yang membuat mereka terkurung di rumah selama berbulan-bulan
Dilansir dari Aljazeera, ratusan pengunjuk rasa dan polisi bentrok di Shanghai ketika protes pembatasan Covid-19 China yang berlanjut.
Unjuk rasa sebelumnya tidak pernah terjadi di China sejak Presiden Xi Jinping mengambil alih kekuasaan satu dekade lalu.
Baca Juga: Blackpink Kembali Trending Setelah Kolaborasi Dengan Oreo
Protes mulai meletus usai 10 orang tewas dalam kebakaran di Urumqi, ibu kota wilayah barat Xinjiang, lantaran kebijakan lock down.
Kematian menjadi penangkal rasa frustrasi atas komitmen teguh Beijing terhadap nol-COVID yang malah dinilai menghambat kehidupan orang sejak kasus pertama terdeteksi di pusat kota Wuhan.
“Saya di sini karena saya mencintai negara saya, tetapi saya tidak mencintai pemerintah saya… Saya ingin dapat keluar dengan bebas, tetapi saya tidak bisa. Kebijakan COVID-19 kami adalah permainan dan tidak didasarkan pada sains atau kenyataan,” kata pengunjuk rasa Shaun Xiao kepada kantor berita Reuters di Shanghai, kota terbesar di China dilansir dari laman Aljazeera.