Presiden Biden, juga kembali mengingat beberapa insiden penembakan massal lain, yang paling mematikan di sekolah-sekolah di seluruh negeri dalam dekade terakhir, termasuk pembantaian di Sekolah Dasar Sandy Hook dan Sekolah Menengah Marjory Stoneman Douglas.
Presiden 79 tahun itu, mengaku muak dan lelah dengan kejadian tragis yang terus terulang. Padahal undang-undang yang mengatur tentang persenjataan juga sudah ditetapkan.
Ia juga prihatin mengetahui penembak masih berusia 18 tahun, membeli dua senjata secara ilegal dari sebuah toko persenjataan.
"Gagasan bahwa seorang anak berusia 18 tahun dapat masuk ke toko senjata dan membeli dua senjata serbu itu salah. Demi Tuhan, senjata serbu untuk apa selain membunuh seseorang? Itu menyakitkan," ucapnya.
Di akhir pidatonya, Presiden Joe Biden mengucapakan doa untuk para korban agar diberikan tempat terbaik, serta memberikan dukungan kepada keluarga yang telah ditinggalkan.
Ibu Negara Dr. Jill Biden juga menuliskan keprihatian dan kesedihannya atas insiden penembakan yang menewaskan 19 anak-anak tersebut.