Kemarahan telah menyapu Myanmar dalam kurun waktu 2 bulan atas kembalinya pemerintahan militer dan berakhirnya era demokrasi dan reformasi ekonomi serta integrasi internasional yang absen di bawah kekuasaan militer yang opresif di tahun 1962 hingga 2011.
Beberapa pengunjuk rasa menamai gerakan mereka sebagai "spring revolution," yang mempunyai taktik berupa konvoi jalanan, aksi non-kekerasan, dan pembangkanagan sipil yang bertujuan untuk melumpuhkan aparatus pemerintah.***