Singapura Tanggapi Atas Kejadian Yang Menewaskan Seorang Mahasiswi di Myanmar : Hal Tersebut Merupakan Aib Nas

- 5 Maret 2021, 14:14 WIB
Seorang mahasiswi yang juga atlet Takwondo, Kyal Sin tampak saat berunjuk rasa sebelum akhirnya meninggal ditembak militer Myanmar.
Seorang mahasiswi yang juga atlet Takwondo, Kyal Sin tampak saat berunjuk rasa sebelum akhirnya meninggal ditembak militer Myanmar. /Reuters/Stringer

SalatigaTerkini - Sebelumnya pada hari Rabu, 3 Maret 2021 tengah ramai di salah satu sosial media twitter yang memberitakan bahwa terdapat salah satu mahasiswi yang bernama Angel atau Kyal Sin tewas tertembak oleh aparat yang menghadang para demonstran.

Terlihat dalam berita sebelumnya Angel atau Kyal Sin sebelum kejadian tersebut dirinya telah membuat surat wasiat bahwa bila dirinya gugur dalam unjuk rasa pembebasan Aung San Su Kyi dirinya meminta untuk organ tubuhnya di donorkan kepada yang membutuhkan.

Atas kejadian tersebut Menteri Luar Negeri Singapura di Myanmar berpendapat bahwa hal tersebut merupakan Aib Nasional.

Baca Juga: Update Data Vaksinasi COVID-19 Di Indonesia 5 Maret 2021 : Vaksinasi Nakes Dosis 1 Tembus 2.286.123

Pada hari Jumat 5 Maret 2021 Vivian Balakrishnan selaku Menteri Luar Negeri Singapura mengatakan bahwa ha tersebut merupakan salah satu Aib Nasional karena angkatan bersenjata suatu negara menggunakan senjatanya untuk melukai warganya sendiri.

Vivian meminta supaya penguasa militer Myanmar untuk mencari solusi damai atas kerusuhan yang saat ini terjadi di Myanmar akhir-akhir ini.

"Ini adalah puncak rasa malu nasional bagi angkatan bersenjata di negara manapun untuk menggunakan senjata melawan rakyatnya sendiri," kata Vivian Balakrishnan yang dikutip oleh tim redaksi SalatigaTerkini.com dari portal antaranews.

Baca Juga: Music On This Day: 5 Maret, Debut Elvis Presley Hingga Lagu Michael Jackson Dicuri Setelah Meninggal

Sementara itu, terdapat sekitar 54 orang telah tewas sejak adanya kudeta kekuasaan yang dilakukan militer Myanmar pada Februari. Selain itu terdapat sebanyak 1.700 warga dan 29 wartawan yang ditahan.

Balakrishnan dan rekan-rekannya sesama menteri luar negeri di negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) telah mengadakan pembicaraan dengan perwakilan junta Myanmar awal pekan ini.

Singapura bersama sejumlah menteri luar negeri ASEAN lainnya telah menyerukan pembebasan tahanan politik termasuk pemimpin sipil Myanmar Aung San Suu Kyi.

Baca Juga: Update COVID-19 Indonesia 5 Maret 2021 : Kasus Aktif COVID-19 Indonesia Tinggal 147.845 Saja

Balakrishnan pada Jumat mengatakan bahwa para menteri luar negeri (ASEAN) setiap hari berkomunikasi satu sama lain untuk membahas masalah mengenai Myanmar.

Namun, ia mengatakan bahwa meskipun ASEAN harus memainkan peran konstruktif dalam memfasilitasi kembalinya keadaan normal dan stabilitas, akan ada dampak terbatas dari tekanan eksternal terhadap situasi di Myanmar.

"Jika anda melihat selama 70 tahun terakhir, otoritas militer di Myanmar, terus terang, tidak menanggapi sanksi ekonomi, tidak menanggapi pergolakan moral," kata menteri luar negeri Singapura itu.

Baca Juga: Truk Bermuatan Excavator Terguling di Dekat Jembatan Boyoromo Hingga Masuk Parit

Balakrishnan pun mengatakan bahwa meskipun acuan pada piagam ASEAN dan deklarasi hak asasi manusia itu penting, namun tidak cukup untuk mengubah perilaku junta.

"Kuncinya pada akhirnya terletak di Myanmar. Dan ada batasan sejauh mana tekanan eksternal akan ditanggung," kata Balakrishnan.***

 

 

Editor: Ari Pianto

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x