SalatigaTerkini - Sejumlah mata uang terpantau mengalami pergerakan terbatas pada kisaran sempit terpengaruh liburan di Jepang, China, dan beberapa negara Asia lainnya.
Sementara itu dolar mengalami penurunan tipis terhadap beberapa mata uang utama pada sesi perdagangan yang ditutup pada Kamis (Jumat pagi WIB) kemarin.
Baca Juga: Kota Tua Lasem,Rembang. Tiongkok Kecil di Bumi Indonesia
Penurunan tersebut sebagai imbas dari data klaim pengangguran Amerika Serikat (AS) yang sedikit lebih lemah dari perkiraan pada sesi sebelumnya.
Setelah sebelumnya mengalami kenaikan 6,3 persen pada 47.685 dolar AS, menyusul bergabungnya BNY Mellon, bitcoin kembali mencapai rekor lain 48.481,45 dolar AS.
Baca Juga: Heboh!! Suara Gemuruh Dilangit Bandung. Warganet: Suara Gemuruh Apa Yah? Udah Dua Hari
Di sektor mata uang kripto ini, bitcoin terpantau terus bergerak menuju angka 50.000 dollar AS.
"Laju perbaikan glasial pasar kerja membenarkan bias dovish Federal Reserve yang dapat membuat dolar rentan terhadap pelemahan dalam jangka pendek," kata Joe Manimbo, analis pasar senior, di Western Union Business Solutions di Washington, seperti dikutip SalatigaTerkini dari Antara.
Laporan klaim pengangguran mengikuti data pada Rabu, 10 Februari 2021, yang menunjukkan inflasi inti AS bulan lalu adalah nol, terhadap ekspektasi pasar 0,2 persen.
Baca Juga: Fotografer Wajib Tahu ! Lokasi Wajib Buat Hunting Saat Imlek di Jakarta