SalatigaTerkini - COVID-19 atau virus corona hingga saat ini masih melanda sebagian wilayah dunia.
COVID-19 merupakan salah satu virus yang dapat menular melalui droplet yang menempel pada suatu permukaan benda, virus corona dapat bertahan di suatu benda selama berjam-jam bahkan hingga berhari-hari.
Sejak pertama kali ditemukan di China pada Desember 2019 silam, jumlah kasus positif COVID-19 saat ini telah mengalami penurunan penambahan kasus yang cukup baik.
Saat ini kabar baiknya bahwa vaksin COVID-19 sudah didistribusikan ke berbagai penjuru dunia yang salah satunya adalah Indonesia.
COVID-19 telah memberikan banyak dampak negatif terhadap sejumlah sektor kehidupan manusia seperti kesehatan, ekonomi, dan pendidikan.
Baca Juga: Selesai Suntik 16 Juta Vaksinasi Covid, Jokowi Datangkan Lagi 6 Juta Dosis Bahan Baku Vaksin
Baca Juga: Update COVID-19 Kota Salatiga Hari Ini 18 April: Tingkir Tengah Menempati Peringkat Teratas
Update terbaru pandemi COVID-19 di Dunia kembali di unggah, didapat dari worldometers.info perhari ini Senin, 19 April 2021 pukul 12.00 WIB, Jumlah kasus COVID-19 di Dunia mencapai 141.996.698 kasus dan penambahan kasus baru sejumlah +709.444 kasus baru dalam 24 jam terakhir.
Sementara itu untuk kasus kematian pasien dalam 24 jam terakhir COVID-19 di Dunia bertambah sebanyak +9.418 jiwa, sehingga akumulasi kasus pasien meninggal akibat COVID-19 mencapai 3.032.733 jiwa.
Angka Pasien yang telah dinyatakan sembuh sebanyak 120.686.248 jiwa dan sekitar 18.277.717 kasus aktif yang masih menjalani perawatan di rumah sakit dan isolasi mandiri di rumah masing-masing.
Berikut ini 5 negara yang menduduki kasus tertinggi di Dunia. Peringkat pertama diduduki oleh Negeri Paman Sam yang mencapai (32.404.463) diikuti India (15.057.767), Brazil (13.943.071), Prancis (5.289.526), dan Russia (4.702.101)
Indonesia masih menempati urutan pertama untuk jumlah kasus COVID-19 tertinggi di Asia Tenggara dengan jumlah 1.604.348 kasus.
Secara keseluruhan kini ada 15 Negara dengan jumlah pasien COVID-19 yang mencapai lebih dari 2 juta kasus.***