Israel Resmikan Asosiasi Komunitas Yahudi, Negara Arab Teluk Makin Adem

17 Februari 2021, 07:05 WIB
Penganut Yahudi Israel belajar dalam seminar, dengan dikelilingi lembaran plastik untuk melindungi mereka dari penyebaran virus corona (COVID-19), di Ashdod, Israel, Rabu (16/9/2020). /REUTERS/ Amir Cohen

SalatigaTerkini - Kementrian Luar Neger Israel baru saja meresmikan sebuah asosiasi yang dibentuk untuk mengikat komunitas Yahudi yang tersebar di negara-negara Arab Teluk.

Israel meresmikan pembentukan ini pada Senin, 15 Februari 2021, kemarin dan diklaim sebagai Asosiasi komunitas Yahudi pertama.

Baca Juga: Viral! Jasa Invite Clubhouse Dijual di E-commerce

Pada hari yang sama, Perusahaan Penyiaran Publik Israel, IPBC pun ikut membantu mengumumkan peresmian komunitas Yahudi tersebut.

Dengan nama Association of Gulf Jewish Communities (AGJC) mereka berkomitmen pada pertumbuhan dan perkembangan kehidupan orang-orang Yahudi di negara-negara Teluk.

Baca Juga: Telenursing, Inovasi Teknologi Jepang Dalam Penanganan Covid-19

Israel membentuk asosiasi tersebut untuk melayani komunitas Yahudi di enam negara Arab Teluk, yakni Arab Saudi, Bahrain, Oman, Uni Emirat Arab (UEA), Kuwait, dan Qatar.

"Kami berkomitmen pada pertumbuhan dan perkembangan kehidupan orang-orang Yahudi di negara-negara Teluk," kata Asosiasi Komunitas Yahudi Teluk (AGJC) seperti yang dilansir Pikiran-Rakyat.com dalam artikel Israel Makin Mesra dengan Negara Arab Teluk, Asosiasi Komunitas Yahudi Diresmikan, yang juga dari twitter Anadolu Agency.

Mereka mengatakan AGJC akan berupaya menyediakan layanan keagamaan bagi orang-orang Yahudi yang datang ke negara-negara Arab Teluk.

Baca Juga: Biznet Unggul untuk Penyedia Jasa Internet Tercepat di Indonesia

Dengan begitu, orang-orang Yahudi Israel yang hendak tinggal maupun berwisata ke negara-negara Arab Teluk tidak perlu khawatir lagi.

IPBC menyebut asosiasi komunitas Yahudi Teluk tersebut akan dipimpin oleh ketua komunitas Yahudi di Bahrain, Abraham Nono.

"Tujuan asosiasi ini ialah menyatukan sumber daya dan menyediakan bantuan keagamaan," ucap Abraham.

Hubungan antara Israel dengan negara-negara Arab Teluk memang semakin mesra, khususnya dengan Uni Emirat Arab (UEA).

Baca Juga: GeForce RTX 3060 Rilis Februari 2021, Catat Tanggalnya!

Israel belum lama ini mengungkap data jumlah wisatawan Yahudi yang melancong ke UEA pascanormalisasi hubungan diplomatik Israel-UEA pada September 2020 lalu.

Selama lima bulan terakhir, setidaknya ada sekitar 130 ribu turis Israel yang mengunjungi UEA.

Hingga saat ini, sudah ada enam negara Arab Muslim yang menandatangani perjanjian normalisasi hubungan dengan Israel.

Baca Juga: Perlu Dicoba Di Masa Pandemi, 5 Tips Mudah Budidaya Lele

Empat negara di antaranya baru meneken normalisasi hubungan dengan Israel tahun lali, yakni UEA, Bahrain, Sudan, dan Maroko.

Mereka menyusul dua negara lain yang telah lama 'hidup berdampingan' dengan Israel, yaitu Mesir dan Turki.

UEA menjadi pelopor normalisasi hubungan dengan Israel. Kendati ditentang banyak negara, UEA tetap meneken perjanjian damai itu.

Baca Juga: Aturan Baru Arab Saudi, Perusahaan Asing Wajib Punya Kantor Pusat Di Wilayah Kerajaan

Bahrain dan Maroko juga melenggang tanpa halangan saat menandatangani normalisasi hubungan dengan Israel.

Hanya Sudan yang kewalahan menghadapi penolakan rakyatnya. Kondisi mengakibatkan Sudan terperosok ke jurang krisis yang lebih dalam di tengah pandemi Covid-19.

Sikap 'lemah lembut' ketiganya menciptakan perlawanan yang lebih kuat di sejumlah negara Muslim.

Baca Juga: Uya Kuya Rela Rogoh Ratusan Juta Rupiah Demi Sembuh Covid-19

Pakistan dan Indonesia mengeluarkan pernyataan tegas untuk menolak normalisasi hubungan dengan Israel meskipun ditawari uang pemulihan ekonomi yang jumlahnya tidak sedikit.

Aljazair bahkan berani keluar dari forum internasional ketika muncul perwakilan dari Israel sebagaimana dikabarkan Pikiran-Rakyat.com sebelumnya.***(Mahbub Ridhoo Maulaa/Pikiran-Rakyat.com)

Editor: Heru Nugroho

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler