Satu Tahun Kepergian Didi Kempot, Maestro Campursari yang Puitik

- 6 Mei 2021, 12:51 WIB
Video clip 'Stasiun Balapan' Didi Kempot 10 April 2020.
Video clip 'Stasiun Balapan' Didi Kempot 10 April 2020. /tangkapan layar YouTube.com/SKIRecords

SalatigaTerkini - Bicara soal campursari, nama almarhum Didi Kempot pasti yang akan pertama terlintas di benak banyak penikmat musik satu ini. Mengingat dirinya juga yang selama ini mempopulerkan genre musik ini di Indonesia, bersama deretan musisi campursari lain seperti Waldjinah, dan sang legenda penemu campursari Anto Sugiartono atau yang lebih dikenal dengan nama Manthous.

Namun, Didi Kempot banyak dikenal bukan hanya karena karyanya yang menyayat hati namun juga lagu-lagu nya yang banyak digemari oleh kalangan muda di Indonesia.

Hal ini lah yang membuat karya Didi Kempot kian dikenal beberapa tahun belakangan khususnya oleh anak muda Indonesia.

Penyanyi bernama asli Didik Prasetyo ini awalnya adalah seorang pengamen. Pria yang lahir di Solo pada Desember 1966 ini juga merupakan anak dari pelawak terkenal asal Solo, Ranto Edi Gudel dan adik kandung dari almarhum Mamiek Prakoso.

Baca Juga: The Next Didi Kempot Tayang di GTV, Rabu, 21 April 2021, Simak Jadwal Lengkap Disini

Dari jalanan itulah lagu-lagu Didi Kempot Lahir, salah satunya lagu Stasiun Balapan yang pertama kali muncul dalam bentuk album yang dirilis tahun 1999 bersama dengan lagu Cidro yang juga masuk di album itu.

Walau mempunyai warna musik yang berbeda tinimbang Manthous yang lebih kental dengan nuansa langgam jawa dan gending, namun kehadiran Didi Kempot dengan warna musik yang lebih didominasi oleh corak dangdut dan partisi musik modern seperti organ, nyatanya mampu membuat namanya terkenal di kalangan penikmat campursari.

Selain corak musiknya, hal lain yang membuat karya nya kian digemari adalah karena bagaimana ia meracik lirik yang begitu puitis dan dekat dengan masyarakat kelas bawah. Itulah mengapa sebelum ia dikenal banyak anak muda, lagu nya lebih banyak diputar di bus, angkutan umum, hingga lapak CD pinggir jalan.

Tentu, patah hati dan tragedi percintaan adalah bumbu utama Didi Kempot dalam meracik sebuah lagu. Namun, kedekatan yang ia bangun dengan pendengar lewat liriknya lah yang membuat karya nya semakin lengkap dan disukai pendengarnya.

Halaman:

Editor: Ari Pianto

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x